Selasa, 18 Desember 2007

artikel kepemimpinan

Pendahuluan.
Perwujudan visi dan misi pelayanan mahasiswa mencakup visi kepemimpinan. Hal ini dapat dilihat dari keunikan pelayanan mahasiswa yakni student initiative and student responsibility. Melalui beban dan tanggungjawab yang diemban di dalam membangun pelayanan diimpikan akan menjadi sebuah proses pembentukan diri mahasiswa kelak menjadi pemimpin bangsa dan gereja.
Dalam rangka pencapaian visi, jika kita melihat kondisi pelayanan saat ini, maka kita harus mengubah kebiasaan buruk kita yang suka berdebat, suka ngotot, suka ngeyel, menghabiskan energi dan konsentrasi kita untuk hal-hal yang remeh, sepele, sementara ada hal yang lebih urgen untuk kita pusingkan. Jika kita perhatikan maka hal yang kita bicarakan hanya seputar kulit-kulitnya saja dan mengabaikan dari esensi dari pelayanan mahasiswa yakni membentuk seorang pemimpin. Di samping itu kita juga harus menjadi orang yang berani bekerja keras. Menjadi pekerja yang berani berpeluh, berani berjuang, atau kalau memakai istilah Paulus, bahkan berani menumpahkan darah. Bukan menumpahkan darah orang lain, tetapi darah kita sendiri kalau perlu. Tidak melempem seperti kerupuk. Tidak lembek seperti bubur. Tetapi teguh tegar seperti paku, yang semakin dipukul, dihantam, ia semakin menghujam. Pelayanan mahasiswa seharusnya sadar dan melihat keluar apa yang harus ia hadapi nantinya sebagai seorang pemimpin. Tetapi yang terjadi pembentukan kepemimpian mahasiswa saat ini malah sebaliknya. Ada gejala atau trend di mana anak-anak Tuhan justru semakin manja, semakin cengeng dan semakin rapuh. Sampai kepada ia menjadi seperti seorang bayi yang harus terus di susui oleh ibunya tanpa pernah mempersiapkan diri untuk mulai mencoba memakan makanan yang sedikit keras.
Jika kita melihat dari segi yang lain orang-orang yang ada di dalam pelayanan mahasiswa cenderung hanya menjadi seorang pengikut yang “setia” dan bahkan sangat “setia” kepada apa yang pernah dilihatnya. Hal ini bisa kita lihat bagaimana pelayanan ini berjalan dengan satu tradisi yang sangat kuat dari generasi kepada generasi tanpa pernah mencoba memberikan sesuatu yang berbeda dan lebih kreatif. Sangat jarang sekali orang-orang di dalam pelayanan ini mengambil suatu peran kepemimpinan dan menjadi penggerak di dalam pelayanan ini. Dan paling menyedihkan bahkan kebanyakan dari antara kita hanya menjadi penonton di dalam pelayanan ini. Sehingga tidak berlebihan kita berasumsi. Visi pelayanan mahasiswa hanyalah sebuah utopia.

Pengertian.
Kepemimpinan adalah suatu seni dan upaya secara sistemik dalam menggunakan apa yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui orang lain.
Seorang pemimpin adalah seorang yang karena posisi, talenta, teladan, reputasi, karakter atau hikmatnya mampu mempengaruhi orang lain dalam bidang pemikiran atau kegiatan dan karena itu ia didengar atau diikuti.
Seorang pemimpin Kristen adalah seorang karena posisi, talenta, hikmat, ... yang dikaruniakan Tuhan dengan maksud membawa orang-orang kepada hal-hal yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.
Menurut Mott, sebagai¬mana dikutip J. Oswald Sanders dalam Spiritual Leadership (1984), "Seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan, yang dapat terus maju, dan yang dapat menarik orang lain mengikuti dia."

Prinsip kepemimpian menurut Alkitab
1. Seorang pemimpin adalah seorang yang di sertai oleh Allah.
Jika kita melihat para nabi menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin, prinsip yang paling mendasar di dalamnya adalah bagaimana Allah yang memperlayakkan mereka. Allah yang memanggil mereka untuk mengerjakan tugas panggilan yang di percayakan kepada mereka. Melihat hidup seorang Gideon yang sekalipun penuh dengan keragu-raguan tetapi karena Allah bekerja di dalam tugas itu Gideon dapat menjadi seorang hakim bagi orang Israel (Hakim-hakim 6:16). Begitu juga kalau kita melihat bagaimana seorang Yusuf bisa berhasil di dalam setiap hal yang ia kerjakan adalah hanya karena Tuhan menyertai dia (Kej 39:3, 5, 21). Seorang pemimpin adalah seorang di mana Allah berkenan kepada dia bukan setelah ia mengerjakan tugasnya tetapi sebelum ia mengerjakan tugasnya Allah berkenan kepadanya (Lukas 3:22 Bd. Kej 45:7,8).
2. Seorang pemimpin hidup di dalam satu persekutuan yang erat dengan Allah yang mengutus dia.
Seorang Kaleb berbicara di depan orang Israel yang sedang di landa gundah gulana karena ternyata tanah perjanjian yang akan menjadi milik mereka di huni oleh bangsa-bangsa yang sangat kuat dan keturunan Enak tinggal di daerah itu. Kaleb berkata: Kita akan maju dan mengalahkan bangsa itu asal kita tidak memberontak kepada Allah. Kenapa Kaleb berani berbeda dari 10 pengintai yang lain dan menyatakan hal itu? Karena ia bergaul erat dengan Allah (Bil 13, 32:12)
3. Seorang pemimpin hidup di dalam panggilan atau visi.
Seorang pemimpin adalah seorang yang hidup di dalam satu visi. Ketika Musa dipilih dan dipanggil dari padang gurun ia meresponi panggilan itu karena ia tahu apa yang akan ia harus kerjakan. Yakni membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir (kel 3:17). Begitu juga rasul paulus menjadi saksi Kristus sampai ke ujung dunia dengan satu pengelihatan yang di bukakan oleh Allah kepadanya (Kis 26:19).
4. Seorang pemimpin menjalani masa di mana Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk mengerjakan panggilan itu.
• “Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.” (1 Tim. 3: 10) Ini proses pembinaan, pemuridan atau pengkaderan dengan prinsip Luk. 16:10 dan 2 Tim. 2: 2. Tuhan Yesus mengutus kesebelas murid setelah melewati masa pemuridan, pengujian dan pembentukan.
• “...haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan.” (Kel. 18: 20)
5. Seorang pemimpin mengerjakan panggilan dengan satu strategi.
Nehemia ketika selama beberapa waktu bersedih hati dan berdoa melihat tembok dan pintu gerbang Yerusalem telah runtuh ia mengatur rencana mulai dari meminta izin kepada raja, meminta surat jalan, meminta rekomendasi pengambilan kayu, orang-orang yang mengerjakan, pembagian tugas, dst.. Ketika Nehemia menyatakan keseriusannya untuk membangun kembali tembok yang runtuh itu ia mengerjakannya dengan satu perencanaan yang matang. Apalagi melihat tantangan yang harus ia hadapi mulai dari perjalanan dari Puri Susan ke Yerusalem yang jauhnya sekitar 500 km sampai kepada banyak pihak yang tidak setuju dengan pembangunan tembok itu. Tetapi karena Nehemia berjalan bersama dengan Tuhan dan perencanaan yang kuat tembok yang mustahil untuk di bangun itu bisa di wujudkan.

Karakteristik Seorang Pemimpin.
1. Visi masa depan yang berlandaskan pada pemahaman akan panggilan Allah.
Jika kita bertanya tentang apa yang menjadi pemahaman kita akan pelayanan yang sedang kita kerjakan, pahamkah kita bahwa kita sedang di persiapkan di dalam rangka menjadi bagian dari penggenapan visi Allah? bukan karena ambisi dan situasi yang membuat kita menjadi bagian di dalam pelayanan ini. Tetapi seharusnya hanya beralaskan satu alasan yakni visi.
2. Gaya kepemimpinan yang melayani.
Seorang pemimpin adalah seorang pelayan dan seorang hamba. Gaya kepemimpinan inilah yang di tunjukkan oleh Tuhan Yesus di dalam ia menjalankan visi Allah di dunia ini. Dan seorang Rasul Paulus juga mengindikasikan dirinya dengan hal yang sama, ketika di dalam setiap permulaan suratnya ia dengan bangga menyatakan sebagai seorang hamba Kristus. Para pemimpin sekuler gemar membesarkan status, kuasa dan pengaruh mereka. Posisi, kuasa, status serta segala sesuatu yang berkaitan dengannya telah menjadi sesuatu yang vital yang mereka perlihatkan. Tetapi seorang pemimpin yang Kristiani adalah menjadi pelayan jika ingin menjadi yang terbesar dan menjadi hamba jika ingin menjadi yang terkemuka.
3. Seorang pemimpin adalah seorang yang mau melatih diri dan belajar.
Menghadapi tantang dunia mau tidak mau seorang pemimpin akan berhadapan tantangan dunia ini. Di dalam rangka itu jika seorang pemimpin ingin tetap bertahan maka hal yang harus ia lakukan adalah melatih diri, dari hari ke hari semakin dewasa dan semakin disiplin. Ini lah yang di tunjukan rasul Paulus ketika ia menyatakan bahwa aku akan melatih tubuhku untuk menghadapi apapun.
4. Keinginan untuk mendorong orang lain bertumbuh dan berkembang.
Seorang pemimpin yang berhasil, bukan hanya sebatas ia dapat mengerjakan banyak hal. Tetapi harus kita pahami bahwa seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang yang akan membawa setiap orang yang di pimpinnya mengalami suatu pertumbuhan dan perbuhan hidup yang semakin dewasa di dalam Kristus.
5. Dapat dipercaya dan berintegritas.
Seorang pemimpin adalah seorang yang akan menunjukkan siapa dirinya di setiap saat dan di setiap kondisi apa pun yang dia alami. Di dalam seluruh hidupnya ia akan menunjukkan satu trasparansi hidup. Di dalam setiap keterbatasan dan kelemahan pun seorang pemimpin akan siap di lihat oleh orang lain (bd. Mark 14:66-72). Di samping itu seorang pemimpin juga akan menunjukan siapa dia ketika ia akan bertahan di dalam hal yang sulit sekalipun.
6. Kerendahan hati dalam menggunakan otoritas dan kuasa yang dipercayakan kepada mereka.
Godaan terbesar adalah pemikiran akan posisi, atau kuasa atau gengsi di dalam kepala mereka. Hasilnya pemimpin dapat saja menjadi arogan dan sombong. Tetapi jika kita melihat setiap tokoh alkitab di dalam menjalankan otritasnya karena mereka memandang siapa Allah yang mereka sembah (bd. Fil 1:8).
7. Menjadi seorang mentor
Tuhan Yesus di dalam perjalanan pelayanannya ia dapat mengubah para murid yang sebelumnya dianggap kasar, tidak terpelajar dan dari kampung menjadi murid yang akan menggoncangkan dunia dan murid yang mengubahkan dunia melalui pernyataan injil. Tugas seorang pemimpin adalah menjadi mentor bagi orang-orang yang akan menggantikannya.

Penutup
Jika kita memahami apa yang menjadi tujuan lahirnya pelayanan mahasiswa dan bagaimana seharusnya yang menjadi sikap para pemimpin, maka sudah saatnya kita mulai untuk membicarakan hal yang esensi di dalam pelayanan ini. Kita tentunya tidak menginginkan pelayanan mahasiswa menjadi pelayanan yang terus berkutat masalah metode dan semakin hari semakin hidup di dalam satu dogma. Salah satu kegagalan kekeristenan adalah ketika kekeristenan tidak bisa hidup di dalam nilai yang ia tawarkan sendiri. Bangsa ini membutuhukan seorang pemimpin dan saat ini pemimpin itu di harapan muncul dari pelayanan ini, tetapi pertanyaannya adalah apakah kita akan menjawab itu dengan hidup sebagai seorang pemimpin? Atau kita juga akan masih menjadi penonton dan pengikut “setia” di dalam apa pun yang terjadi di bangsa ini. Kristus merindukan setiap anak-anaknya menjadi yang terdepan, menjadi seorang pemimpin dan dengan demikian nama Tuhan akan di permuliakan melalui setiap hidup kita.GWU
Acts (BIS) 20:24 Tetapi saya tidak peduli dengan hidup saya ini, asal saya dapat menyelesaikan tugas yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada saya dan asal saya setia sampai pada akhir hidup saya untuk memberitakan Kabar Baik itu tentang rahmat Allah.

Tidak ada komentar: