Selasa, 18 Desember 2007

makalah temprament

TEMPERAMEN YANG DIUBAHKAN
Oleh : Prasasti Perangin-angin

1. Pengertian
Temperamen adalah kombinasi pembawaan yang kita warisi dari orang tua kita atau pembawaan sejak lahir yang tanpa sadar mempengaruhi tingkah laku manusia. Pembawaan ini dibentuk secara genetis berdasarkan kebangsaan, ras, sex dan faktor-faktor keturunan lainnya. Temperamen seseorang lah yang menjadikan ia ramah dan terbuka atau pemalu dan tertutup. Tapi tentu saja bukan hanya temperamen yang mempengaruhi tingkah laku kita, kehidupan dirumah pada masa awal, latihan, pendidikan dan motivasi yang memiliki pengaruh yang kuat atas perbuatan kita, sepanjang hidup kita. Temperamen yang dipengaruhi secara genetic dipengaruhi oleh kejatuhan adam ( Rom 7:18-20 ) dan sifat dasar yang di warisi ini sering disebut sebagai “manusia duniawi” “daging”, “ manusia lama” dll.

2. Jenis dan manfaat temperamen.
Temperamen dasar terdiri dari 4 yakni Sanguinis, Kholeris, melankolik dan Plegmatis. Dalam diri manusia sebenarnya terdapat ke 4 komponen tersebut tapi pada umumnya ada yang mendominasi satu temperamen dengan temperamen yang lain. Manfaat utama mempelajari ke 4 temperamen ialah :
 Karena temperamen banyak mempengaruhi hidup kita.
 Supaya kita kenal siapa kita dan potensi-potensi apa yang tersimpan dalam diri kita, sehingga kita bisa membawakan diri kita ditengah-tengah masyarakat dan memaksimalkan potensi kita.
 Membantu kita mengenali orang lain dan membantu mereka dalam memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

3. Temperamen dasar
a. Sanguinis
Pribadi yang hangat, meluap-luap, bersemangat dan bersifat menikmati. Merupakan peribadi yang ramah sehinggga dianggap super ekstrovert. Tidak pernah kekurangan sahabat, benar-benar dapat merasakan sukacita dan memiliki kemampuan untuk membuat dirinya merasa penting.
b. Kholeris
Seseorang yang cepat panas, cepat, aktif, praktis, berkemauan keras, mudah mengambil keputusan bagi dirinya sendiri dan orang yang lain. Seorang yang ekstrovert, namun tidak begitu kuat. Ide-ide, rancangan, sasaran dan ambisinya tidak pernah berakhir. Tidak bingung dibawah tekanan orang lain. Tidak mudah bersimpati terhadap orang lain dan tidak gampang mengekspresikan kasih ( sering merasa jijik dengan air mata ).
c. Melankolik
Tipe yang paling kaya/kompleks diantara semua temperamen. Analitis, suka berkorban, perfeksionis, dengan sifat yang sangat sensitivi. Tidak ada yang menikmati kesenian murni selain dari mereka. Ia seorang yang interovert, karena didominasi oleh persaan, ia cenderung memiliki Susana hati yang beragam. Kadang Susana hati ini mengangkat kepada hati yang sukacita yang membuat dia lebih bersifat ekstrovert sahabat yang setia namun ia tidak pernah memiliki sahabat dengan mudah dan merupak orang yang paling diandalakan karena bersifat perfeksionis.

d. Plegmatis
Tenang, gampang, tidak pernah merasa terganggu dengan kondisi sepanas apapun sehingga ia hampir tidak pernah marah. Paling mudah diajak bergaul secara alamiah adalah orang yang paling menyenangkan dari semua temperamen. Menurut Hipocrates, plegmatik adalah tipe: tenang, dingin, lamban, seimbang. Sedemikian tenang sehingga tidak pernah merasa gelisah. Dia tidak pernah kekurangan sahabat, karena ia menyenangi orang-orang yang memiliki selera humor yang kering. Ia dapat melihat sesuatu yang menggelikan dalam diri orang lain atau apa yang dikerjakan orang lain. Cenderung menjadi penonton dalam kehidupan, berusah tidak terlibat dengan orang lain. Ia tidak sukarela jadi seorang pemimpin, tapi bila terpakas menjadi seorang pemimpin, ia terbukti dapat menjadi seorang pemimpin yang cakap.

Kekuatan dan kelemahan 4 temperamen dasar.
1. Sanguinis
Kekuatan : Ekstrovert bahkan super ramah, responsif, hangat dan bersahabat, banyak bicara, antusias, berbelaskasihan, optimis, menikmati hidup, kasih murni, hati lembut dan periang.
Kelemahan : tidak disiplin, emosi tidak setabil, tidak produktif, egois, membesar-besarkan masalah.
2. Kholeris
Kekuatan : berkemauan keras, independen, memiliki visi, praktis, produktif, tegas, pemimpin, disiplin, agresif, mampu berorganisasi, bisa mengambil keputusan cepat.
Kelemahan : dingin, merasa puas diri, ceroboh, sulit sarkastis, pemarah dan kejam.
3. Melankolis
Kekuatan : berbakat, analitis, estelistis, rela berkorban, tekun, disiplin, kreatif, jarang ingin menjadi pusat perhatian.
Kelemahan : pemurung, berpusat pada diri sendiri, suka menyiksa, pembalas, perasa, teoritis, kurang bermasyarakat dan berpikir negatif.
4. Phlegmatis
Kekuatan : tenang or kalem, cuek/tidak peduli, dapat diandalkan, objektif, diplomatis, efesien, teratur, praktis, humoris, dan terencana.
Kelemahan : Tidak punya motivasi, suka menunda-nunda, egois, kikir, menyelamatkan diri sendiri, tidak tegas, penakut, dan berpikir negatif.

IV. Temperamen yang diubahkan menjadi temperamen Kristus
 Kita diciptakan sesuai dengan dengan gambar dan rupa Allah ( Kej 1:26 )
 Manusia dibentuk oleh Allah ( Maz 139 : 13-16 )
 Manusia mengalami perubahan pikiran seperti pikiran Kristus ( Fil 2:5 , Ef 4 : 21-23, 1 Kor 2 :16 )
 Temperamen berangsur-angsur terbentuk oleh Roh Kudus ( 1 Kor 2:16 )
 Temperamen yang diubahkan hidup dalam buah roh ( Ef 4: 24-32 , 5 : 15-21 )

bahan creative small group


Tujuan:
1. Menolong PKK untuk kreatif dalam mengelola kelompok kecil
2. Memberikan beberapa ide tentang pengelolaan yang kreatif
3. Mendorong PKK untuk mencari dan menemukan berbagai ide kreatif untuk KK mereka

Komponen KK, Paradigma Baru

















Pusat Dari KK adalah Tuhan, yang diekspresikan dalam komunitas (persekutuan) yang secara bersama berbagi hidup, mempelajari firman, berdoa dan menyembah, serta melakukan penjangkauan keluar.

Membangun Komunitas di Dalam KK
Tujuan:
1. Membangun komunitas ditujukan agar kelompok menjadi kumpulan orang-orang yang memiliki komitmen satu dengan lainnya apapun yang terjadi.
2. Menciptakan dunia yang aman dimana kita bebas mengungkapkan kelemahan dan kerapuhan masing-masing.
3. Menjadikan komunitas yang setiap orang bersedia bertanggungjawab dan ditantang.
4. Tempat bagi adanya persahabatan yang dalam.

Hal ini akan tercapai
1.Kalau dijadikan sasaran oleh pemimpin KK
2.Memulai untuk mencapainya dari permulaan KK
3.AKK berpartisipasi dalam pertumbuhan komunitas

Bahan untuk community-making:
1. Unity in Christ (Kis 2:41,44)
2. Shared experience ( Mark 1: 16-20)
3. Trust and vulnerability (mempercayai dan membukakan kerapuhan)
4. Accountability and commitment

Pada permulaan KK, pemimpin mengambil inisiatif untuk menyatukan kelompok. Penting sekali memberi waktu yang cukup untuk merencanakan dan mengembangkan aspek ini. Dibawah ini ada beberapa ide:

A. Untuk Semua Fase
1. Informal gathering
 Makan di kantin bersama
 Ngerujak di kost, Pesta Indomie, Mie/Nasi Goreng PKPA
 Masak bersama (kolak, panggang BPK, Ikan etc)
 Main Ping-pong, badminton, main di kolam renang
 Nonton Consolatio, konser rohani, PSMS
 Retret bersama 1 KK lainnya, rencanakan games etc
 Survei Perpustakaan, Pajak Lokal
 Jalan Pagi Bareng, lalu mengadakan sharing bersama

2. SerKat (Sharing Singkat)
Pada permulaan KK, setiap anggota diberikan waktu 30 detik untuk menceritakan bagaimana perasaannya saat itu. Setiap laporan dilakukan tanpa ada interupsi atau pertanyaan dari anggota lainnya. Tanggapan dan evaluasi dari anggota yang tidak diperbolehkan. Hal ini dilakukan untuk memberikan tiap anggota kesempatan untuk mengenali keadaannya sendiri dan keadaan dari orang lain di KK tersebut.
(Bagi mereka yang sulit untuk mengungkapkan hal yang bersifat perasaan, dapat menggantikannya dengan kata-kata yang diambil dari cuaca, dan memberikan keterangan singkat mengenai cuaca tersebut).
Follow up terhadap perasaan tertentu dapat dilakukan sehabis SerKat.

3. Grafik Minggu Ini
Setiap orang membuat grafik keadaan emosi atau kesibukan atau rohani (doa, sate, PI, etc) selama satu minggu. Lalu masing-masing diberi kesempatan untuk menceritakan arti dari grafik tersebut. Dapat juga digabung dengan games, tiap gambar dimasukkan ke sebuah wadah lalu diadakan tebakan grafik siapakah yang sedang dibaca tersebut. Hal ini dapat dijadikan pembukaan untuk memulai sharing dalam KK.

4. Variasi Dalam Saling Mendoakan
Saling berpegangan atau membahu dalam saling mendoakan bisa memberikan pengalaman yang unik dalam berkomunitas. Bagi wanita dengan berpegangan tangan akan mempererat ikatan perasaan. Bagi para pria saling membahu sering kali membangun kekompakan.

B. Untuk Fase Penginjilan dan Pemuridan (0-6 bulan pertama)
1. Menggambar Diri
Masing-masing menggambar sesuatu benda yang menggambarkan sesuatu tentang dirinya. Bisa digabungkan dengan games menebak siapa menggambar apa. Lalu hal tersebut dijadikan loncatan untuk sharing mengenai masing-masing.

2. Dua Benar, Satu Salah
Masing-masing menuliskan tiga hal mengenai dirinya, dua benar, satu hal salah. Lalu dilakukan games atau tidak seperti diatas. Dapat juga langsung, lalu anggota menebak mana yang salah dari tiga hal tersebut. Hal ini dijadikan batu loncatan untuk membagikan keadaan masing-masing.

3. Iklan dan Diri
Masing-masing diberikan sebuah Koran. Dari iklan atau berita yang ada cari sesuatu yang menggambarkan diri anda. Lalu hal ini dijadikan lompatan untuk sharing.

4. Komunikasi Lima Peran Diri
Masing-masing menuliskan lima peran yang dilakukan dalam hidupnya (Mahasiswa, anak, abang, adik, sahabat, karyawan, dll). Lalu masing masing bertanya, bagaimana kalau tiap peran itu hilang dari hidupnya. Mana yang paling memberikan suatu perubahan yang sangat drastis. Lalu dibuat rangking dari yang terpenting sampai yang kurang penting. Lalu bagikanlah kepada kelompok:
a. Adakah sesuatu yang hal ini ajarkan tentang diri anda?
b. Sesuatu yang disadari, yang sebelumnya tidak?
c. Mengapa sesuatu itu menjadi paling penting?
d. Yang lain memberi komentar tentang hal yang paling berkesan atau paling menarik dari sharing masing-masing.

5. Benda dan Diri
Kumpulkanlah berbagai benda kecil dari rumah anda. Kemudian masukkanlah ke dalam sebuah tas. Setiap anggota harus mengambil sesuatu dari tempat itu dan apa saja yang ditemukannya harus dapat menceritakan sesuatu tentang anggota kelompok lain yang dikenalnya. (Bisa juga diganti dengan mengatakan sesutau tentang dirinya, keluarganya, atau studinya)

6. Menggambar Diri (Lebih Dalam)












7. Empat Pertanyaan Tentang Keindahan
 Kenangan apa yang terindah pada waktu SD?
 Sewaktu kecil, siapa yang membela anda waktu anda bertengkar dengan teman sebaya?
 Dimana, atau dengan siapa, sewaktu anda kecil, yang paling memberikan rasa nyaman secara manusiawi kepada anda?
 Kapan, bila pernah, Tuhan menjadi kenyataan yang tidak sekedar kata-kata dalam hidup anda?
Pertanyaan ini dijawab setiap orang satu demi satu. Selain untuk saling mengenal, kita dapat memberitahukan setiap anggota bahwa perbedaan pengalaman membentuk perbedaan kepribadian masing-masing, khususnya dalam pertumbuhan dan pengalaman. Meskipun kehangatan fisik bertumbuh dan menjadi kehangatan psikologis, kita tidak akan lengkap sampai Tuhan memberikan kehangatan yang sebenarnya.

8. 10 Kesukaan
a. Mintalah setiap orang mendaftarkan 10 hal yang mereka suka lakukan (ingatkan mereka tidak ada yang baik atau buruk mengenai hal ini. Tetapi merupakan gambaran diri saja)
b. untuk tiap item, berikanlah kode berikut:
S= Hal yang dilakukan sendiri saja
B= Hal yang dilakukan bersama orang lain
Rp= Hal yang mahal atau setidaknya memakan biaya
A= Hal yang Aktif
P= Hal yang pasif
K= Hal yang menuntut adanya komunikasi
L= Hal yang memerlukan latihan
By= Bila berbahaya
Am= Bila aman
O= Bila dilakukan oleh orang tua kita juga
c. Perhatikanlah hal apa yang selalu muncul dalam tiap aktivitas
d. Masing-masing mempelajari apa yang didapatkan
e. sharing dan respon dari satu orang tentang hal yang menarik dari apa yang diberikan disana


C. Untuk Fase Pelipatgandaan dan Misi

1. Mewarnai Sahabat
Hal ini dilakukan untuk mempermudah hambatan psikologis yang dimiliki untuk mengungkapkan perasaan dari masing-masing anggota terhadap yang lain. Berikanlah selembar kertas kepada tiap angota. Kemudian tuliskanlah nama satu anggota diatas dan mintalah masing-masing secara random untuk menggambar warna tentang orang tersebut diatas kertas tersebut. Lalu masing-masing menceritakan apa arti dari tiap warna, khususnya bila berbeda. Atau dapat juga dilakukan secara lisan.

2. Hujan Pujian
Masing-masing memberikan hal-hal positif yang dimiliki oleh setiap anggota secara bergilir. Teruslah hujani dengan perasaan positif yang dimiliki terhadap orang tersebut. Tidak diperbolehkan ada respon ketika pujian diberikan. Pujian diberikan sampai semua anggota kehabisan kata untuk menggambarkan hal positif dari orang tersebut. Lalu dilanjutkan dengan orang berikutnya. Diakhir aktivitas, tiaporang dapat berbagi apa yang dirasakan dan dialami ketika memberikan pujian dan ketika memberikan hujan pujian bagi anggota yang lain.

3. Sahabat Doa

4. Menggambar Hidup
Gambarlah grafik kehidupan anda sejak anda lahir sampai sekarang ini. Buatlah titik terendah, tertinggi, krisis, sukacita, masalah, titik balik dll. Anda bisa membuat dua garis, yaitu garis rohani dan garis emosi. Dapat juga ditambahkan garis lainnya (misalnya garis psikologis, sosiologis etc). Karena memakan waktu yang lama, mintalah tiap orang untuk mempersiapkannya di rumah, kemudia setiap minggunya akan disediakan waktu untuk sharing satu orang selama kl 20-30 menit. Anggota yang lain dapat berespon dan bertanya. Doronglah agar setiap orang dapat dengan jujur menceritakan hidupnya, kemudian ambillah waktu untuk mendoakan anggota yang baru saja bercerita.

Aplikasi:
1. Lengkapilah Kalimat Berikut: Diakhir tahun 2007 kelompok kecil kami akan menjadi kelompok kecil yang…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Rencana yang akan anda lakukan untuk mencapai itu adalah:
 Unity in Christ
 shared experience
 trust and vulnerability
 Accountability and commitment


Kreatif Dalam Pengajaran
10 Rahasia Memimpin Penggalian Yang Baik:
1. Menggalilah dengan terbuka, otoritas ada pada alkitab buka pemimpin, agar tetap memiliki level yang sama, tetaplah pada ayat yang didiskusikan dan usahakan tidak memakai tafsiran.
2. Putuskan apa yang anda inginkan dipelajari oleh AKK dan tetaplah bergerak ke arah tujuan tersebut.
3. Kreatiflah dengan pertanyaan pembuka
4. Pahamilah pertanyaan yang ada dengan baik, hindari mencari tahu arti pertanyaan dalam kelompok
5. Hindari memberikan input yang belum didiskusikan dalam kesimpulan dari jawaban pertanyaan
6. Bangunlah jawaban dari masukan yang diberi setiap AKK, perjelas jawaban, ini menunjukkan bahwa anda mendengar
7. Ijinkan kediaman untuk berpikir, jangan langsung mengalimatkan ulang pertanyaan karena belum ada jawaban
8. Usahakan transisi pertanyaan berjalan dengan mulus
9. Sensitif terhadap apa yang dilakukan setiap AKK. Adakah yang berubah
10. Perhatikan apa yang dilakukan Tuhan selama diskusi dan dengarkalah pimpinan Roh Kudus

Meskipun untuk PA telah memiliki kurikulum, janganlah menjadi kaku dan terbukalah untuk menggunakan satu atau beberapa metode berikut:
a. Mempelajari Satu Booklet (cth: Terbitan Gloria, Perkantas, LRII)
b. Mendengarkan kaset kotbah (hasil Retret, Kamp, Pembicara ttt dll)
c. Makalah dari topik tertentu
d. Belajar Dari Pengalaman
e. Mengikuti Training, Seminar, Pembinaan etc bersama, dan didiskusikan
f. Mempelajari satu perikop, kitab

Kreatif Mengembangkan “Worship & Prayer”

Bagian ini berkembang seiring dengan pengenalan yang semakin jelas dan kaya akan karakter dan sifat-sifat Tuhan. Dalam mengembangkan bagian ini langkah demi langkah perlu dilakukan:
a. Mengenali visi AKK akan sifat-sifat Tuhan
b. Memusatkan visi mereka akan sifat-sifat Allah
c. Mengembangkan visi dan pengenalan
d. Memperdalam pengenalan akan Tuhan

Beberapa pertanyaan berikut dapat dilemparkan sesewaktu untuk menolong kelompok bertumbuh dalam doa mereka:
1. Apa kata yang cocok untuk menggambarkan kehidupan doa pribadi anda?
2. Apa yang sering menghalangi orang untuk berdoa?
3. Apa yang menghalangi orang berdoa bersuara atau di pertemuan?
4. Apa pengalaman yang pernah dialami dalam doa berkelompok?
5. Mengapa orang Kristen berdoa bersama?
6. Mengapa orang Kristen perlu berdoa bersuara?
7. Apakah anda punya pertanyaan mengenai doa?
8. Bagaimana anda menggambarkan Tuhan?
9. Apa yang menjadi ciri doa seseorang yang anda kagumi?
10. Apa yang dapat dikembangkan dari kehidupan doa kelompok?
11. Adakah cara doa yang diinginkan diterapkan dalam kelompok?
12. Bagaimana peran posisi tubuh dalam berdoa?

Beberapa Ide:
1. Membaca Lagu, kadang membantu lebih menghayati. Lalu kemudian dinyanyikan kembali. Untuk pertemuan awal pilihlah lagu yang dikenal oleh semua anggota
2. Bacalah beberapa paragraf dari buku A.W. Tozer Mengenal Yang Maha Kudus
3. Bacalah Mazmur, lihat ayat yang menarik bagi masing-masing anggota
4. Mintalah AKK untuk menulis puisi, mazmur, lagu atau doa untuk dibacakan dalam kelompok
5. Mendengarkan lagu rohani bersama, kemudian masing-masing memberikan kesan pribadi yang dimiliki
6. Sesekali keluar dari tradisi atau kebiasaan. Misalnya carilah tempat yang enak untuk menyembah seperti gereja atau alam dimana KK anda bisa merasa bebas untuk mengangkat tangan, berlutut, menyembah kening ke tanah atau menari dihadapan Tuhan.
7. Mempelajari nama-nama Tuhan sering membantu memperdalam penyembahan. Dibawah ini adalah beberapa contoh dari nama Tuhan dalam PL:
Yahweh : Pemelihara, Yang Menegakkan, Yang Menjaga
Yahweh Sebaot: Pencipta Segala Mahkluk Sorgawi
Elohim: Pencipta Alam Semesta
El Elyon: Tuhan Maha Tinggi
El Shaddai: Tuhan Gunung dan Pemelihara
El Eloe Israel: Allah Yakub
Adonai: Tuan dan Bapa

Kreatif Dalam “Outreach”

1. Misi melalui Doa
 Asrama, Kost-Kostan yang membutuhkan Injil
 Teman yang belum mengenal Injil
 Pengurus agar setia melakukan pelayanan dan penginjilan
 Negara dan isu di surat kabar, majalah
 Negara lain yang dilanda bencana, kelaparan etc
 Mengikuti Operation World
 Penduduk di dunia yang menarik perhatian AKK

2. Menulis surat:
 Surat kepada misionaris yang dikenal (bisa hubungi Perkantas)
 Surat kepada gereja yang dianiaya
 Surat kepada DPR, Walikota, Gubernur Presiden mengenai isu tertentu

3. Rencanakan dalam Kelompok:
 Aktivitas penjangkauan ke orang di sekitar, sahabat dan teman kos
 Aktifitas informal dalam rangka penjangkauan
 Membantu mahasiswa baru (tempat tinggal, buku, lokasi etc)
 Aktivitas kunjungan liburan untuk mengenal dan melayani keluarga

4. Training
 Dorong anggota KK untuk mengikuti training PI (EE, Empat Hukum Rohani, M2M, Cat n Dog Theology, etc)
 Ajak mereka untuk membantu penjangkauan di kampus lain

5. Dukungan Dana
 Mendukung pelayanan kampus
 Hamba Tuhan di sekitar pelayanan mahasiswa
 Membagikan sembako kepada orang miskin di jalanan
 Membantu seorang misionaris
 Mengirmkan dana bagi pelayanan yang kekurangan

6. Belajar Peka Terhadap Sosial
 Mengadakan aksi kebersihan di Asrama, Kampus dan Sekertariat
 Mengirimkan ususlan kepada dekan, rektor dan mendiknas
 Mengikuti diskusi CC dan KDAS
 Mengikuti demonstrasi tertentu yang dapat dipertangungjawabkan

artikel kepemimpinan

Pendahuluan.
Perwujudan visi dan misi pelayanan mahasiswa mencakup visi kepemimpinan. Hal ini dapat dilihat dari keunikan pelayanan mahasiswa yakni student initiative and student responsibility. Melalui beban dan tanggungjawab yang diemban di dalam membangun pelayanan diimpikan akan menjadi sebuah proses pembentukan diri mahasiswa kelak menjadi pemimpin bangsa dan gereja.
Dalam rangka pencapaian visi, jika kita melihat kondisi pelayanan saat ini, maka kita harus mengubah kebiasaan buruk kita yang suka berdebat, suka ngotot, suka ngeyel, menghabiskan energi dan konsentrasi kita untuk hal-hal yang remeh, sepele, sementara ada hal yang lebih urgen untuk kita pusingkan. Jika kita perhatikan maka hal yang kita bicarakan hanya seputar kulit-kulitnya saja dan mengabaikan dari esensi dari pelayanan mahasiswa yakni membentuk seorang pemimpin. Di samping itu kita juga harus menjadi orang yang berani bekerja keras. Menjadi pekerja yang berani berpeluh, berani berjuang, atau kalau memakai istilah Paulus, bahkan berani menumpahkan darah. Bukan menumpahkan darah orang lain, tetapi darah kita sendiri kalau perlu. Tidak melempem seperti kerupuk. Tidak lembek seperti bubur. Tetapi teguh tegar seperti paku, yang semakin dipukul, dihantam, ia semakin menghujam. Pelayanan mahasiswa seharusnya sadar dan melihat keluar apa yang harus ia hadapi nantinya sebagai seorang pemimpin. Tetapi yang terjadi pembentukan kepemimpian mahasiswa saat ini malah sebaliknya. Ada gejala atau trend di mana anak-anak Tuhan justru semakin manja, semakin cengeng dan semakin rapuh. Sampai kepada ia menjadi seperti seorang bayi yang harus terus di susui oleh ibunya tanpa pernah mempersiapkan diri untuk mulai mencoba memakan makanan yang sedikit keras.
Jika kita melihat dari segi yang lain orang-orang yang ada di dalam pelayanan mahasiswa cenderung hanya menjadi seorang pengikut yang “setia” dan bahkan sangat “setia” kepada apa yang pernah dilihatnya. Hal ini bisa kita lihat bagaimana pelayanan ini berjalan dengan satu tradisi yang sangat kuat dari generasi kepada generasi tanpa pernah mencoba memberikan sesuatu yang berbeda dan lebih kreatif. Sangat jarang sekali orang-orang di dalam pelayanan ini mengambil suatu peran kepemimpinan dan menjadi penggerak di dalam pelayanan ini. Dan paling menyedihkan bahkan kebanyakan dari antara kita hanya menjadi penonton di dalam pelayanan ini. Sehingga tidak berlebihan kita berasumsi. Visi pelayanan mahasiswa hanyalah sebuah utopia.

Pengertian.
Kepemimpinan adalah suatu seni dan upaya secara sistemik dalam menggunakan apa yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui orang lain.
Seorang pemimpin adalah seorang yang karena posisi, talenta, teladan, reputasi, karakter atau hikmatnya mampu mempengaruhi orang lain dalam bidang pemikiran atau kegiatan dan karena itu ia didengar atau diikuti.
Seorang pemimpin Kristen adalah seorang karena posisi, talenta, hikmat, ... yang dikaruniakan Tuhan dengan maksud membawa orang-orang kepada hal-hal yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah.
Menurut Mott, sebagai¬mana dikutip J. Oswald Sanders dalam Spiritual Leadership (1984), "Seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan, yang dapat terus maju, dan yang dapat menarik orang lain mengikuti dia."

Prinsip kepemimpian menurut Alkitab
1. Seorang pemimpin adalah seorang yang di sertai oleh Allah.
Jika kita melihat para nabi menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin, prinsip yang paling mendasar di dalamnya adalah bagaimana Allah yang memperlayakkan mereka. Allah yang memanggil mereka untuk mengerjakan tugas panggilan yang di percayakan kepada mereka. Melihat hidup seorang Gideon yang sekalipun penuh dengan keragu-raguan tetapi karena Allah bekerja di dalam tugas itu Gideon dapat menjadi seorang hakim bagi orang Israel (Hakim-hakim 6:16). Begitu juga kalau kita melihat bagaimana seorang Yusuf bisa berhasil di dalam setiap hal yang ia kerjakan adalah hanya karena Tuhan menyertai dia (Kej 39:3, 5, 21). Seorang pemimpin adalah seorang di mana Allah berkenan kepada dia bukan setelah ia mengerjakan tugasnya tetapi sebelum ia mengerjakan tugasnya Allah berkenan kepadanya (Lukas 3:22 Bd. Kej 45:7,8).
2. Seorang pemimpin hidup di dalam satu persekutuan yang erat dengan Allah yang mengutus dia.
Seorang Kaleb berbicara di depan orang Israel yang sedang di landa gundah gulana karena ternyata tanah perjanjian yang akan menjadi milik mereka di huni oleh bangsa-bangsa yang sangat kuat dan keturunan Enak tinggal di daerah itu. Kaleb berkata: Kita akan maju dan mengalahkan bangsa itu asal kita tidak memberontak kepada Allah. Kenapa Kaleb berani berbeda dari 10 pengintai yang lain dan menyatakan hal itu? Karena ia bergaul erat dengan Allah (Bil 13, 32:12)
3. Seorang pemimpin hidup di dalam panggilan atau visi.
Seorang pemimpin adalah seorang yang hidup di dalam satu visi. Ketika Musa dipilih dan dipanggil dari padang gurun ia meresponi panggilan itu karena ia tahu apa yang akan ia harus kerjakan. Yakni membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir (kel 3:17). Begitu juga rasul paulus menjadi saksi Kristus sampai ke ujung dunia dengan satu pengelihatan yang di bukakan oleh Allah kepadanya (Kis 26:19).
4. Seorang pemimpin menjalani masa di mana Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk mengerjakan panggilan itu.
• “Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.” (1 Tim. 3: 10) Ini proses pembinaan, pemuridan atau pengkaderan dengan prinsip Luk. 16:10 dan 2 Tim. 2: 2. Tuhan Yesus mengutus kesebelas murid setelah melewati masa pemuridan, pengujian dan pembentukan.
• “...haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan.” (Kel. 18: 20)
5. Seorang pemimpin mengerjakan panggilan dengan satu strategi.
Nehemia ketika selama beberapa waktu bersedih hati dan berdoa melihat tembok dan pintu gerbang Yerusalem telah runtuh ia mengatur rencana mulai dari meminta izin kepada raja, meminta surat jalan, meminta rekomendasi pengambilan kayu, orang-orang yang mengerjakan, pembagian tugas, dst.. Ketika Nehemia menyatakan keseriusannya untuk membangun kembali tembok yang runtuh itu ia mengerjakannya dengan satu perencanaan yang matang. Apalagi melihat tantangan yang harus ia hadapi mulai dari perjalanan dari Puri Susan ke Yerusalem yang jauhnya sekitar 500 km sampai kepada banyak pihak yang tidak setuju dengan pembangunan tembok itu. Tetapi karena Nehemia berjalan bersama dengan Tuhan dan perencanaan yang kuat tembok yang mustahil untuk di bangun itu bisa di wujudkan.

Karakteristik Seorang Pemimpin.
1. Visi masa depan yang berlandaskan pada pemahaman akan panggilan Allah.
Jika kita bertanya tentang apa yang menjadi pemahaman kita akan pelayanan yang sedang kita kerjakan, pahamkah kita bahwa kita sedang di persiapkan di dalam rangka menjadi bagian dari penggenapan visi Allah? bukan karena ambisi dan situasi yang membuat kita menjadi bagian di dalam pelayanan ini. Tetapi seharusnya hanya beralaskan satu alasan yakni visi.
2. Gaya kepemimpinan yang melayani.
Seorang pemimpin adalah seorang pelayan dan seorang hamba. Gaya kepemimpinan inilah yang di tunjukkan oleh Tuhan Yesus di dalam ia menjalankan visi Allah di dunia ini. Dan seorang Rasul Paulus juga mengindikasikan dirinya dengan hal yang sama, ketika di dalam setiap permulaan suratnya ia dengan bangga menyatakan sebagai seorang hamba Kristus. Para pemimpin sekuler gemar membesarkan status, kuasa dan pengaruh mereka. Posisi, kuasa, status serta segala sesuatu yang berkaitan dengannya telah menjadi sesuatu yang vital yang mereka perlihatkan. Tetapi seorang pemimpin yang Kristiani adalah menjadi pelayan jika ingin menjadi yang terbesar dan menjadi hamba jika ingin menjadi yang terkemuka.
3. Seorang pemimpin adalah seorang yang mau melatih diri dan belajar.
Menghadapi tantang dunia mau tidak mau seorang pemimpin akan berhadapan tantangan dunia ini. Di dalam rangka itu jika seorang pemimpin ingin tetap bertahan maka hal yang harus ia lakukan adalah melatih diri, dari hari ke hari semakin dewasa dan semakin disiplin. Ini lah yang di tunjukan rasul Paulus ketika ia menyatakan bahwa aku akan melatih tubuhku untuk menghadapi apapun.
4. Keinginan untuk mendorong orang lain bertumbuh dan berkembang.
Seorang pemimpin yang berhasil, bukan hanya sebatas ia dapat mengerjakan banyak hal. Tetapi harus kita pahami bahwa seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang yang akan membawa setiap orang yang di pimpinnya mengalami suatu pertumbuhan dan perbuhan hidup yang semakin dewasa di dalam Kristus.
5. Dapat dipercaya dan berintegritas.
Seorang pemimpin adalah seorang yang akan menunjukkan siapa dirinya di setiap saat dan di setiap kondisi apa pun yang dia alami. Di dalam seluruh hidupnya ia akan menunjukkan satu trasparansi hidup. Di dalam setiap keterbatasan dan kelemahan pun seorang pemimpin akan siap di lihat oleh orang lain (bd. Mark 14:66-72). Di samping itu seorang pemimpin juga akan menunjukan siapa dia ketika ia akan bertahan di dalam hal yang sulit sekalipun.
6. Kerendahan hati dalam menggunakan otoritas dan kuasa yang dipercayakan kepada mereka.
Godaan terbesar adalah pemikiran akan posisi, atau kuasa atau gengsi di dalam kepala mereka. Hasilnya pemimpin dapat saja menjadi arogan dan sombong. Tetapi jika kita melihat setiap tokoh alkitab di dalam menjalankan otritasnya karena mereka memandang siapa Allah yang mereka sembah (bd. Fil 1:8).
7. Menjadi seorang mentor
Tuhan Yesus di dalam perjalanan pelayanannya ia dapat mengubah para murid yang sebelumnya dianggap kasar, tidak terpelajar dan dari kampung menjadi murid yang akan menggoncangkan dunia dan murid yang mengubahkan dunia melalui pernyataan injil. Tugas seorang pemimpin adalah menjadi mentor bagi orang-orang yang akan menggantikannya.

Penutup
Jika kita memahami apa yang menjadi tujuan lahirnya pelayanan mahasiswa dan bagaimana seharusnya yang menjadi sikap para pemimpin, maka sudah saatnya kita mulai untuk membicarakan hal yang esensi di dalam pelayanan ini. Kita tentunya tidak menginginkan pelayanan mahasiswa menjadi pelayanan yang terus berkutat masalah metode dan semakin hari semakin hidup di dalam satu dogma. Salah satu kegagalan kekeristenan adalah ketika kekeristenan tidak bisa hidup di dalam nilai yang ia tawarkan sendiri. Bangsa ini membutuhukan seorang pemimpin dan saat ini pemimpin itu di harapan muncul dari pelayanan ini, tetapi pertanyaannya adalah apakah kita akan menjawab itu dengan hidup sebagai seorang pemimpin? Atau kita juga akan masih menjadi penonton dan pengikut “setia” di dalam apa pun yang terjadi di bangsa ini. Kristus merindukan setiap anak-anaknya menjadi yang terdepan, menjadi seorang pemimpin dan dengan demikian nama Tuhan akan di permuliakan melalui setiap hidup kita.GWU
Acts (BIS) 20:24 Tetapi saya tidak peduli dengan hidup saya ini, asal saya dapat menyelesaikan tugas yang dipercayakan Tuhan Yesus kepada saya dan asal saya setia sampai pada akhir hidup saya untuk memberitakan Kabar Baik itu tentang rahmat Allah.

makalah new age

Latar Belakang.
Seiring dengan kemajuan teknologi di dunia yakni di dalam era post industri dan informasi banyak orang yang mengalami kekosongan batin yang luar biasa. Konsep rasionalisme yang meyakini bahwa dengan teknologi manusia tidak membutuhkan agama ternyata membuat manusia semakin kosong dan berpikir untuk kembali mencari nilai-nilai agama, nilai-nilai spiritualitas atau hal yang bersifat supranatural. Di sisi lain, kita juga diperhadapkan dengan seribu krisis kemanusiaan: mulai dari krisis diri, alienasi, depresi, stres, keretakan institusi keluarga, sampai beragam penyakit psikologis lainnya. Ada semacam ketakutan eksistensial yang mengancam diri kita di tengah situasi krisis, sarat teror, konflik, dan kekerasan, sampai pembunuhan yang menghiasi keseharian hidup kita. di tengah kondisi tersebut di dunia barat mencuat suatu ketidak percayaan terhadap agama secara formal dan terkhusus di dalam kekristenan dimana terdapat gejala secara umum yakni ekslusif dan dogmatis di dalam kehidupan kekristenan. Ekspansi New Age menjadi populer dan fenomenal pada dasawarsa 1970-an sebagai protes keras atas kegagalan proyek Kristen dan Humanisem sekuler dalam menyajikan wawasan spiritual dan petunjuk etis menatap masa depan. Pertama, di lingkungan gereja Kristen, misalnya, sulit menghapus ingatan masa lalu saat Gereja menerapkan doktrin “No salvation outside the Church!” Tidak ada keselamatan di luar Gereja.

Pengertian
Secara literal, New Age Movement adalah gerakan zaman baru, yang oleh Rederic dan Mery Ann Brussat disebut sebagai “zaman pencerahan spiritual”. New age movement, mulai menjadi bahan pembicaraan publik selama dasawarsa 80-an dan terus berlanjut sampai 90-an. Maraknya wacana ini merupakan puncak dari kesinambungan sejarah. Dulu, pada akhir dasawarsa 60-an dan memasuki awal tahun 70-an, sudah lahir benih baru New Age yang secara populer diekspresikan dalam bentuk “gerakan sadar diri” (self-conscious movement). Sebelumnya (1890-an) sudah ada masyarakat Vedanta di Amerika dan juga Transendentalisme oleh Thoreau dan Theosophy (hikmat ilahi atau pengetahuan tentang Allah) oleh Helena Blavatsky. Perpaduan kedua hal ini menjadi cikal bakal ‘ledakan’ NAM yg secara nyata hadir tahun 1970-an. Paham ini berkeyakinan ‘alam semesta ini mempunyai nafas semesta yang tidak berpribadi yang di sebut “hikmat ilahi” tugas manusia adalah untuk memperoleh hikmat ilahi ini dan menguasainya sehingga dapat hidup dengan sempurna di bumi ini.’ Ledakan new age movement bukan sebagai sebuah agama atau organisasi melainkan gerakan spontan dengan jubah yang berbeda-beda tetapi dengan nafas ajaran yang sama. Mulai dari cult, sect, New Thought, New Religious Movement, Human Potentials Movement, The Holistic Health Movement, sampai New Age Movement. Namun, benang merahnya hampir sama: memenuhi hasrat spiritual yang mendamaikan hati. Aktifitas yang mencakup paham ini juga terdapat di dalam aktifitas Kebatinan yoga, prana, transcendental meditation, sei baba, taoisme, tai chi & Waitankung, Feng shui & Astrologi, Zen Budhaisme, kebatinan jawa dan perdukunan.

Dasar Keyakinan.
Tidak ada sebuah keyakinan yang seragam diantara para pengikut New Age. Tetapi ada beberapa keyakinan dasar yang diyakini oleh banyak pengikut New Age dan sering digunakan sebagai alat pengelompokan gerakan New Age. Walaupun begitu, tidak ada paksaan bagi para pengikut New Age untuk memilih keyakinan dan praktek yang paling sesuai dengan diri mereka. Fleksibilitas memilih ?dogma? dan ?ritual? itulah yang menjadi ciri utama gerakan New Age.
Diantara keyakinan dasar para pengikut New Age yang sering membuat ikatan diantara mereka adalah:
• Monisme: keyakinan bahwa semua yang eksis diturunkan dari satu sumber energi yang kekal. Segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi (penjabaran) dari sumber tunggal, divine energy.
• Pantheism: keyakinan bahwa semua yang eksis adalah Tuhan; Tuhan adalah semua yang ada. Semua itu secara natural membawa pada konsepsi sifat ilahiah dalam diri individu karena kita semua adalah perwujudan Tuhan. Mereka tidak mencari Tuhan sebagaimana diwahyukan di dalam kitab-kitab suci atau ada di surga nun jauh di sana. Mereka mencari Tuhan di dalam diri mereka dan melalui seluruh semesta.
• Reinkarnasi: keyakinan bahwa sesudah mati, kita terlahir dan hidup lagi sebagai makhluk lain. Siklus ini berulang berkali-kali. Keyakinan ini serupa dengan konsepsi peralihan jiwa (transmigration of soul) dalam agama Hindu.
• Karma: keyakinan bahwa kejadian baik dan buruk yang kita terima merupakan akumulasi dari catatan kehidupan kita sebelumnya. Pada akhir kehidupan, kita dibalas sesuai dengan hitungan karma kita melalui kelahiran kembali (reinkarnasi) dengan kehidupan yang lebih baik atau kehidupan yang lebih buruk.
• Aura: keyakinan bahwa setiap benda termasuk tubuh manusia mempunyai lingkaran energi yang mengelilinginya. Energi itu tak terlihat bagi kebanyakan orang, tetapi dapat dideteksi oleh orang yang terlatih sebagai bentuk yang berpendar, berwarna-warni mengelilingi tubuh. Aura diyakini sebagai tanda yang dapat digunakan untuk mendeteksi kesehatan fisik, mental dan spiritual seseorang.
• Transformasi Pribadi: keyakinan bahwa sebuah pengalaman spiritual yang dialami sendiri dapat mengarahkan seseorang pada penerimaan terhadap keyakinan dan praktek-praktek New Age. Transformasi pribadi ini digunakan untuk mengembangkan potensi diri, kemampuan mengobati diri sendiri dan orang lain, serta lebih memahami cara kerja semesta. Pada masanya nanti, ketika cukup banyak orang yang mengalami transformasi pribadi, sebuah transformasi yang bersifat sosial diyakini akan terjadi di dunia.
• Tanggung Jawab Lingkungan: sebuah keyakinan tentang urgensi untuk menjaga kesehatan bumi, yang sering dilihat sebagai sebuah bagian yang hidup.
• Agama Universal: keyakinan bahwa hanya ada satu realitas yang eksis karena semua adalah Tuhan. Agama-agama sesungguhnya hanya merupakan jalan yang berbeda menuju realitas puncak (Tuhan). Agama universal dapat divisualisasikan dengan sebuah gunung dengan banyak sadhanas (jalan spiritual) menuju puncak. Sebagian sulit, sebagian yang lain mudah. Tidak ada satu jalan tunggal yang benar. Semua jalan pada akhirnya dapat mencapai puncak. Para New Agers mengantisipasi datangnya sebuah agama universal baru yang mengandung elemen dari keyakinan saat ini yang akan muncul dan diterima secara umum di seluruh dunia.
Zaman Baru: ada sebuah utopia tentang era baru, pemerintahan dunia, akhir peperangan, penyakit, kelaparan, polusi, dan kemiskinan. Semua bentuk diskrimasi akan berakhir. Perjuangan kesukuan dan nasionalisme akan digantikan dengan sebuah kepedulian pada seluruh dunia dan penduduknya.

Pengaruh New Age Movement dalam gereja (Fil 4:8)
 Positive Thinking (Norman Vincent Peale) : Bila kita berfikir positif, maka hal-hal negatif dalam diri kita akan berangsur-angsur tergeser oleh yang positif itu, dan pada akhirnya yang negatif akan hilang.
 Possibility Thinking (Robert Schuller) : The me I see, the me I’ll be. Apa yang kita lihat secara visulalisasi itu akan kita peroleh secara nyata.
 Positive Confession (Kenneth Hagin) : If it is to be, it is up to me. I’m OK, you’re OK. Ketiga penulis ini adalah pendeta dan tulisannya banyak dibaca oleh orang Kristen dan para pengusaha.
 Prosperity gospel (injil sukses) di korea.
Pengaruh dan penganut New Age Movement
1. Artis
Salah satu contoh pengaruh New age movement di dalam 'Church of Scientology'. Tom Cruise: Berkembang Bersama Ajaran Scientology, Jhon Travolta: Scientologi, dia berkata “Membantuku Menjalani Hidup”, Leah Remini Kembali 'Normal', Jenna Elfman: Hidup lebih teratur
2. Film.
Roots, Star Trek, The Next Generation, kung fu.
3. Tokoh
Carl Jung (ada kekuatan mistis dan agama dalam diri manusia bahkan di katakan bahwa diri manusia, ada bawah sadar kolektif yang merupakan bejana penyimpan semua bayangan dan kekuatan yang di alami semua manusia sepanjang sejarah). Abraham Maslow (ada kekuatan yang positif yang dapat mengaktualisasikan diri untuk mencapai kebutuhan hidup seutuhnya), Sigmund Freud (kepercayaan kepada Tuhan adalah gangguan jiwa) ini merupakan tokoh psikologi baru.

Kesimpulan.
1) Paham/ideologi inti dari gerakan ini adalah “pantheisme” : God is all and all is god. Paham ini tidak sama dengan apa yang tertulis dalam Ef 4:6, bahkan sangat bertentangan sama sekali.
2) Pada hakekatnya, gerakan zaman baru menganut pandangan : tidak ada kebenaran yang absolut karena semua agama tak lebih dari sekadar jalan menuju Tuhan (pluralisme). Pandangan ini sangat bertentangan dengan Kesaksian Alkitab dalam Yoh 14:6 dam Kis 4:12 yang menyatakan bahwa KESELAMATAN HANYA DI DALAM DAN MELALUI TUHAN YESUS KRISTUS.
3) Gerakan ini tidak menganggap “keselamatan” sebagai sesuatu yang penting. Yang terpenting adalah manusia mencapai/mengalami kesadaran tertinggi (kecerdasan spiritual (awareness enlightment)) yang diperoleh dari pencarian di dalam batin.
4) Seperti ketika Paulus di Athena, kita harus terlebih dahulu menolong orang-orang penganut gerakan Zaman Baru untuk mengerti bahwa mereka tergantung kepada pencipta yang transenden dan berpribadi, bertanggung jawab kepadaNya dan berdosa di hadapanNya. Hanya dengan demikian kita baru dapat memanggil mereka untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, percaya kepada Injil, dan beriman kepada Yesus Kristus, TUHAN satu-satunya yang telah dibangkitkan oleh ALLAH dari kematian (Kis 17:16-40).
Menghadapi tantangan New age movement tidak ada hal yang lebih kuat selain hubungan yang lebih erat dengan Tuhan dan firmanNya, karena firman itulah yang akan memberikan obat penangkal paling ampuh. Hal ini juga perlu diperkuat dengan persekutuan antar anak Tuhan yang sama-sama merindukan jalan, kebenaran dan hidup Kristus. Lebih dari itu New age movement juga merupakan kritik yang di sampaikan kepada kekeristenan, sampai di mana kekeristenan sudah membuktikan secara nyata, apa yang di akuinya di dalam iman di dalam kasih Kristus itu. Selanjutnya, di dalam rangka itu tugas kita memproklamasikan injil kepada para New agers di butuhkan satu perilaku kemanusiaan Kristiani yang benar dan nyata untuk menjawab perilaku kemanusiaan yang di beritakan paham New age movement. “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."(ROMA 1:16-17)

Sumber dan bacaan.
1. Humanisme dan gerakan zaman baru oleh Ir.Herlianto M.Th, Yayasan Kalam Hidup.
2. Artikel New Age: Karakteristik Gerakan New Age oleh Sumardiono
3. Datangnya Zaman Baru: Neo Liberalisme oleh B. Herry Priyono & Yanuar Nugroho
4. Artikel New Age Movement Oleh : Joni W. Simatupang, S.T
5. Makalah New Age Movement oleh Drs. Tiopan Manihuruk
6. Encyclopedia Britannica 2006.
7. Clash of Worlds By David Burnett Monarch Books, London.
8. Evangelical Dictionary of Theology, second edition. Baker Academic, Edited By Walter A. Elwell. 2001

makalah PKK

Amanat Agung (Mat 28:19-20)
Amanat Agung yang dinyatakan Tuhan Yesus kepada para murid menjadi dasar seorang gembala mengerjakan panggilanya. Ini merupakan satu perintah yang perlu dilakukan dan di teruskan oleh orang percaya secara estafet dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga kesudahanya sampai pada akhir zaman nanti. Di dalam amanat ini ada 4 bagian tugas para murid yakni Pergilah, ajarlah, baptislah dan jadikanlah semua bangsa muridKu. Pernyataan tugas pergilah merupakan satu pernyataan injil kepada seluruh bangsa. Baptislah merupakan pernyataan bahwa sebagai orang yang percaya perlu suatu pernyataan iman sebagai seorang pengikut Kristus. Ajarlah merupakan satu pernyataan tugas untuk membina, mengajar, dan menuntun orang percaya kepada kebenaran di dalam Yesus Kristus. Dan kata jadikalah adalah kata perintah dan menjadi tujuan dari amanat itu yakni untuk menjadikan semua bangsa muridNya. Tugas untuk pergi, membaptis, dan mengajar di berikan dalam rangka membentuk murid-murid Kristus sejati.

Menjadikan murid sebagai seorang Gembala.
1. Pengertian
Gembala berasal dari Kata Yunani poimen : asuhan terhadap sesama mahluk. Merupakan satu panggilan yang banyak tuntutannya yakni dia harus mencari rumput dan air di daerah kering dan berbatu-batu, melindungi dari cuaca buruk dan bintang buas dan harus membawa domba yang tersesat. Tugas Allah Israel juga pakai dengan kata gembala (Kej 49:24, Maz 23:1, 80:2) dan Mesias di PB juga adalah sebagai seorang gembala (Ibr 13:20, 1 Ptr 5:4, Yoh 10).
2. Seorang Gembala.( Yoh 10:1-21)
- Mendapat mandat dari Allah yang empunya domba yang akan di gembalakannya(2, 7)
- Seorang gembala akan di kenal oleh domba-dombanya (3)
- Seorang gembala akan memiliki kuasa untuk menuntun domba dan dombanya akan mengikuti dia (4)
- Gembala yang baik memberikan nyawanya untuk domba-dombanya (11,15)
- Gembala mengenal domba-dombanya (14)
- Gembala taat kepada Tuan yang mengutusnya (15 bd. Yesaya 50:4-5)
3. Tugas seorang gembala.
- Menuntun domba-domba untuk mencari rumput yang hijau (Yoh 10:3,9)
- Melindungi domba-domba dari segala kondisi (Amos 3:12)
- Bertanggungjawab terhadap setiap kondisi yang terjadi atas domba-dombanya (Yeheskiel 34: 11-12, Mat 18:12 bd. Kej 31:39)
4. Bagaimana gembala menjalankan tugasnya (1 Pet 5: 1-4)
- Jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela (2)
- Jangan karena ingin mencari keuntungan tetapi dengan pengabdian diri (2)
- Jangan memerintah tetapi menjadi teladan (3)

Penutup.
1 Peter 5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

makalah PA induktif

1.Pengertian.
PA Induksi merupakan metode penggalian yang sistematis dan teliti, guna menemukan arti yang dimaksudkan oleh penulis bagi pembacanya yang mula-mula (melakukan Eksegesis), dan kemudian, berdasarkan arti mula-mula itu, mencari relevansinya bagi pembaca masa kini (melakukan Hermeneutik).
Perbedaan PA Induktif dengan Deduktif.



2.Mengapa perlu mempelajari Firman Tuhan
• Manusia Hidup dari firman Tuhan (Mat 4:4, Yoh 4:34, Yoh 6:26)
• Firman Tuhan Adalah penuntun hidup orang percaya ( Maz 119;105, II Tim 3;16)
• Menuntun orang percaya mengenal penebusnya.
• Roma 10:17 (menumbuhkan iman)
• Yeremmia 15:16 (memberikan suka cita)
3. Perinsip dasar PA Induktif
• Keterlibatan Allah di dalam memahami pernyataan Allah di dalam Firman-Nya melalui Roh Kudus (1 Kor 2:12-14,16, 2 Pet 1:21-22)
• Sikap Ibadah dengan dasar kerinduan untuk mengetahui kebenaran Allah (1 Pet 2:2-3, Mat 5:6, Maz 84:2-3).
• Sikap yang mau belajar dengan tekun, teliti dan serius (Kis 17:11, II Tim 4:13, II Pet 3:15,16).
• Pemahaman firman Tuhan dalam rangka bertumbuh dan pengenalan akan keselamatan didalam Yesus Kristus (Fil 3:10, Gal 5:22,23)
4. Langkah-langkah PA induktif
1. Observasi
• Mengunakan seni bertanya untuk menemukan kebenaran-kebenaran Alkitab
• Bertujuan untuk menemukan Fakta. Bandingkan dengan detektif di dalam menginvestigasi.
• Mencari realita yang terjadi di dalam penulisan dan kejadian yang sedang terjadi.
• Bertanya: Apa? Siapa? Di mana? Kapan? Bagaimana?
Alat bantu yang digunakan:
• Peta (melihat kondisi jarak, letak, topografi, cuaca, suhu, dll)
• Kamus (mengetahui arti terjemahan kata-kata yang sulit dimengerti)
• Konkordansi (mengetahui letak nats pada bagian yang lain)
• Ensiklopedia (mengetahui arti kata yang digunakan)
• Terjemahan Alkitab yang baik (mis.NIV)
Contoh: Mrk 1:35-36, Kis 2:1-13.
2. Interpretasi
 Menafsir sering menjadi bagian yang dihindari atau dipandang sebagai hal negatif.
 Sebenarnya kita terlibat di dalam hal menafsir ketika kita membaca, menerjemah dan melihat Alkitab.
 Pencegahan penafsiran yang buruk bukan dengan tidak menafsir, melainkan penafsiran yang baik, didasarkan pada pedoman pikiran sehat.
 Interpretasi seperti seorang wartawan berkerja.
 Mengunakan pertanyaan. Apa artinya atau mengapa.
Prinsip menafsir Alkitab
a. Prinsip Kewajaran.
- Carilah arti yang paling wajar dari nats tersebut. Arti yang hanya ditemukan oleh kita sendiri patut dicurigai.
- Arti yang wajar tidak selalu hurufiah, tetapi pertimbangkan adanya unsur genre dari konteks teks tersebut.
Cth: Markus 9:47 Galatia 5:22. II Taw 16;9, Bil 22:28-30, Maz 19:6-7, Mat 5:28-29, Mat 7:7-8, Amsal 26:4-5.
b. Prinsip kesejarahan
- Semua firman di wahyukan Allah kepada penulis. Penulis menuliskan kepada pembaca pertama. Dan kita di dalam hal ini sebagai pembaca berikutnya.
c. Prinsip sastra
- Kata di dalam suatu kalimat merupakan bagian didalam satu paragraf tersebut.
- Paragraf merupakan bagian di dalam satu perikop.
- Perikop merupakan bagian dari pasal.
- Kitab terdiri dari pasal-pasal
- Kumpulan Alkitab terdiri dari kitab-kitab
- Alkitab berdasarkan kanon Alkitab.
Contoh: Roma 8:3-5.
d. Prinsip Kesejajaran Modern.
- Setiap makna yang memiliki kesejajaran langsung dengan konteks modern, berarti bermakna sebagai suatu yang bersifat hurufiah.
- Setiap makna yang tidak memiliki kesejajaran langsung berarti makna di dalam prinsip, bukan sekedar apa yang ditulis.
Peringatan.
Jika sudah mengunakan semua prinsip di dalam menafsir tetapi arti dari satu nats tetap belum jelas hindari spekulasi. Arti yang tidak jelas mungkin dapat di jadikan sebagai bahan diskusi di kelompok atau di acara pengisian.

3. Aplikasi/refleksi
 Langkah ini merupakan puncak dari penggalian Alkitab.
 Menemukan apa yang bisa dipelajari dalam hidup pribadi, persekutuan dan situasi modern.
 Menemukan firman berbicara kembali di dalam situasi masa kini.
 Apa yang menjadi perenungan sebagai bahan evalausi, peneguhan, kekuatan di dalam hidup saya?
 Apa yang dikatakannya di dalam kehidupan pribadi saya?
 Apa relevansi pesan tersebut terhadap kehidupan dipelayanan, gereja, masyarakat atau bangsa?
 Dan sediakan waktu untuk berdiam diri dan meresapi firman Tuhan di dalam doa.

Penutup
Ini merupakan metode sekaligus seni dalam menggali Alkitab sehingga sangat dibutuhkan hati yang rindu berlatih dan belajar mencintai firman Tuhan. Menjadi pengalaman paling meyenangkan ketika kita bisa menemukan kebenaran Firman Tuhan dan berbicara kepada hidup kita.

Bahan bacaan.
1. Hermenuetik oleh Gordon D. Fee & Douglas Stuart, Gandum Mas 2006.
2. Memahami Isi Alkitab oleh Jhon Stott, PPA 2000 (revisi)
3. New Testament Exegesis (a handbook for students and pastors) by Gordon D.Fee The Westminster press Philadelphia. 1983
4. Kumpulan makalah pengantar Induktif Bibel study kelad TFT oleh Denni Boy Saragih, Perkantas.
5. Kumpulan makalah PA PMK Jakarta oleh Febyan Mirag Molle, perkantas.


Contoh Penggalian induktif.
Kitab filemon.
Observasi:
 Keadaan penulis

 Siapakah Filemon

 Siapakah Onesimus

 Hubungan Paulus dengan Filemon dan Onesimus

 Hubungan Filemon dan Onesimus

 Alasan penulis surat

Interpretasi:
 Bagaimana hubungan tuan dan hamba pada masa itu?

 Bagaimana seharusnya perlakuan terhadap budak yang mencuri dan melarikan diri?

 Bagaimana Paulus menggambarkan karakter Filemon? Apa tujuan Paulus menggambarkan itu?

 Apa permintaan Rasul Paulus kepada Filemon? Mengapa Paulus meminta hal itu?

 Kemungkinan Resiko apa yang akan dihadapi Onasimus ketika akan berhadapan dengan Filemon? Apakah yang mendorongnya melakukan hal yang beresiko itu?

 Sebagai majikan Onasimus dan orang percaya, apa yang menjadi pergumulan filemon menjalankan perintah Paulus?

Aplikasi.
 Bagaimana hubungan sosial dengan iman Kristiani? Sehingga akan mempengruhi kita dengan orang yang lebih rendah secara sosial dengan kita. Mis. Hubungan majikan dengan pembantu.
 Prinsip apa yang bisa dipelajari tentang mempengaruhi hubungan yang retak?
 Paulus mengambil peran didalam membangun tubuh orang yang percaya. Adakah hal yang mungkin bagi anda untuk melibatkan diri didalam pembangunan tubuh Kristus?
 …………..
Contoh Penggalian Alkitab Secara Induktif
MENDEKATI KITAB FILEMON MENGGUNAKAN 5W+ 1H
Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman awal yang menyeluruh terhadap kitab Filemon dengan jalan mengisi lembar kerja berikut.
Lembar Kerja
1. Who
A. Penulis
• Siapa :..........................................
• Hubungan dengan penerima : .........................................
• Hubungan dengan tokoh-tokoh lain: .........................................
• Kondisi : ………………………………….
B. Penerima
• Siapa : .........................................
• Hubungan dengan penulis : .........................................
• Hubungan dengan tokoh-tokoh lain: .........................................
• Kondisi : .........................................
C. Tokoh-tokoh lain
• Siapa : .........................................
• Hubungan dengan penerima : .........................................
• Hubungan dengan tokoh-tokoh lain: .........................................
• Kondisi : .........................................
2. Where and When
A. Penulis
• Dimana dia ada/tinggal : .........................................
• Kapan dia menulis : .........................................
B. Penerima
• Dimana dia/ mereka tinggal : .........................................
• Kondisi lingkungan
(Geografis, politik, ekonomi, budaya, dll): ........................................
3. What
A. Tema-tema kunci : .........................................
B. Masalah-masalah : .........................................
4. Why
…………….menuliskan kitabnya untuk………………….dengan tujuan………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
5. How
Kerangka atau garis besar kitab:
Catatan: informasi-informasi dalam pendekatan kitab ini bisa diperoleh dari: intisari Alkitab Perjanjian Lama, NIV Study Bible, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Search the Scripture.
MENGGALI SATU PERIKOP (Filemon 1:4-7)
Setelah memperoleh pengetahuan menyeluruh tentang Kitab Filemon. Sekarang kita akan mem-PA-kan salah satu perikopnya. Ikuti langkah penggalian induktif secara berurutan dan lengkap.
1. OBSERVASI (PENGAMATAN), MENGGUNAKAN 5W-1H
• Baca, amati dan catat apa yang sungguh-sungguh tertulis dalam Alkitab
• Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Alkitab menggunakan 5W-1H
• Tidak semua jenis pertanyaan perlu diajukan kepada satu perikop. Cukup yang perlu saja
Biasanya untuk narasi, ke-6 jenis pertanyaan ini diajukan. Tetapi untuk percakapan atau pengajaran (seperti yang terdapat dalam kitab-kitab nabi-nabi kecil, surat-surat) terutama jenis pertanyaan What, Why, How karena jenis pertanyaan lain sudah terjawab ketika mendekati kitab
Untuk Filemon 1:4-7 dapat mengajukan pertanyaan:
• Apa yang dilakukan Paulus setiap kali mengingat Filemon dalam doanya?
Mengucap syukur kepada Allah (ay 4)
• Mengapa (ia mengucap syukur kepada Allah setiap kali mengingat Filemon dalam doanya)?
Karena Paulus mendengar tentang kasih Filemon kepada semua orang kudus dan tentang iman Filemon kepada Tuhan Yesus (ay 5)
• Apa tujuan doa Paulus untuk Filemon?
Agar persekutuan Filemon di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara mereka untuk Kristus (ay 6)
• Apa yang diperoleh Paulus dari kasih Filemon?
Kegembiraan besar dan kekuatan (ay 7a)
Mengapa? Sebab Filemon telah menghiburkan hati orang-orang kudus (ay 7b)
2. INTERPRETASI (PENAFSIRAN), MENYUSUN BAGIAN-BAGIAN JADI SATU KESATUAN Tugasnya adalah menyusun kembali semua informasi yang telah diperoleh dalam Pengamatan sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat dimengerti. Dari contoh di atas kita mendapat beberapa unsur:
(1) Paulus mengucap syukur setiap kali mengingat Filemon dalam doanya;
(2) hal ini karena Paulus mendengar kasih Filemon kepada semua orang kudus dan imannya kepada Tuhan Yesus;
(3) Paulus berdoa agar persekutuan Filemon di dalam iman turut mengerjakan yang baik di antara mereka untuk Kristus;
(4) Paulus memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan dari kasih Filemon yang telah menghibur hati orang-orang kudus.

Kalau disusun hasilnya:
mendengar kasih Filemon kepada semua orang kudus dan imannya kepada Tuhan Yesus, Paulus mengucap syukur setiap kali mengingat Filemon dalam doanya, juga mendapat kegembiraan besar dan kekuatan dan berdoa supaya persekutuan Filemon dalam iman mengerjakan yang baik di antara mereka untuk Kristus
Kesimpulan pesan perikop ini:
ucapan syukur, kegembiraan besar dan kekuatan mendengar kasih dan iman Filemon dan doa bagi Filemon dari Paulus.
3. APLIKASI (PENERAPAN), MENCARI RELEVANSI DARI PESAN YANG DIPEROLEH.
Pikirkan secara praktis pesan Firman Tuhan untuk dilaksanakan dalam keseharian.
Dari Fil 1:4-7, coba daftarkan apa saja kesamaan yang Saudara miliki dengan Paulus/ Filemon :
 Apakah saudara mengucap syukur, bergembira, mendapatkan kekuatan ketika mendengar kasih dan iman jemaat yang saudara layani?
 Mengapa demikian?
 Sebagai anggota jemaat, apakah saudara telah menunjukkan kasih kepada anggota yang lain?
 Selanjutnya coba pikirkan hal apa saja yang harus Saudara kerjakan sebagai bukti kasih dan iman saudara.

artikel natal

Natal: Perayaan Vs Pengorbanan
Oleh: Prasasti Perangin-angin S.Pd

Tidak terasa bulan Desember sudah tiba. Bulan dimana perayaan natal dirayakan. Bulan kelahiran Sang Juru Selamat Dunia Tuhan Yesus Kristus. Seperti biasa, bulan natal ini setiap sudut dari kehidupan umat Kristiani langsung dipenuhi dengan atribut-atribut natal. Sepertinya memang segi kehidupan itu akan hambar jika tidak dibumbui dengan dengan pernak-pernik natal. Dimulai dari tempat-tempat perbelanjaan biasanya didekorasi penuh dengan kelap kelip lampu natal. Dekorasi tempat, pakaian, dan sampai dengan iming-iming diskon bulan natal yang penuh gaya kejipratan bulan natal ini. Tidak ketinggalan, gereja didekor dengan pohon pinus yang dibumbui kapas, pita, bola dan pernak pernik yang lain. Apalagi jika dililit dengan lampu kelap-kelip yang terang benderang Susana natal akan semakin terasa. Sampai kepada dekorasi rumah biasanya dihiasi dengan pohon natal, hiasan natal, dan ciri khas natal memenuhi setiap segi rumah. Sehingga kalau dinilai suasana menyambut piala dunia di Jerman kemarin kalah jauh daripada susana Natal. Karena setiap materi sepertinya sedang menanti dan mengharapkan acara itu.
Lagu-lagu natal menghiasi plaza-plaza. Lagu Natal juga sampai menghiasi persimpangan-persimpangan jalan, dimana para pengamen pun ikut menyanyikan lagu kelahiran sang juru selamat itu. Acara radio dan TV pun tidak ketinggalan mengisi dengan lagu-lagu natal dan acara yang berbau natal. Apalagi di gereja lagu natal berkumandang dengan meriah. Para perserta paduan suara sibuk berlatih. Kalau dihitung-hitung mungkin mencapai sebuah album lagu yang dinyanyikan saat perayaan natal ini. Siang malam para peserta paduan suara membuka mulutnya agar bisa mengucapkan vocal dengan baik. Tujuannya, lagu natal di kumandangkan. Lagu natal diperdengarkan kepada khalayak ramai.
Bulan natal juga bulan penuh dengan sepanduk “hadirilah dan doakanlah perayaan natal …………dst. Di mana-mana natal. Mulai dari natal lorong, natal sektor, natal lingkungan, natal marga, natal satu kampung, natal pemuda, natal pemudi, natal mamak-mamak, natal bapak-bapak, natal satu kantor, satu jurusan, natal resort, natal distirik sampai natal se kota, dan natal seterusnya. Banyak macamnya. Tidak lengkap Sepertinya kalau lorong kita tidak merayakan natal. Atau seperti sayur tanpa garam jika kita tidak ikut buat perayaan natal pada bulan desember ini. Kira-kira begitulah pandangan kita. Dan inilah dampak dari kelahiran sang juru selamat. Penuh dengan yang namanya perayaan Natal.
Tetapi, apakah memang itu dampak yang kita maksudkan dengan natal. Apakah yang kita artikan merayakan hari lahirnya Sang Juru Selamat? Kita melihat dari tahun ke tahun natal dirayakan dengan sebuah seremonia natal. Natal itu adalah pernak-perniknya yang gemeralap. Natal itu adalah sepatu baru atau baju baru. Atau natal itu juga kita artikan sebatas menyanyikan kidung yang menceritakan kelahiran sang juru selamat. Ya, natal itu ialah perayaannya. Atau, apa yang kita maksudkan merayakan natal?
Yesus Kristus lahir di Betlehem sekitar 2000 an tahun yang lalu. Dia lahir membawa damai. Manusia yang berdosa di perdamaikan kembali dengan Allah yang suci. Perdamaian yang menjadi dasar perubahan hidup setiap orang yang percaya kepada-Nya. Manusia yang membrontak diperbaharui kembali untuk melihat Allah. Dan ini semua terjadi hanyalah karena kebesaran Rahmat Allah kepada dunia ini.
Pesan yang disampaikan di dalam kelahiran sang juru selamat merupakan sebagai awal transformasi dari perdamaian itu. Awal dari cerita bagaimana Allah yang menjadi manusia. Allah yang rela meninggalkan kemuliaan-Nya menjadi sama seperti manusia yang berdoa. Kita melihat sebuah pengorbanan dari perwujudtan perdamaian itu. Perngorbanan yang hanyalah di dasari sebuah belas kasihan kepada dunia di dalam segala keberadaanya. Dunia yang hidup menurut jalanya sendiri, tidak akan pernah di pulihkan tanpa pengorbanan itu.
Memikirkan bagaimana pengorbanan Tuhan Yesus terlahir ke dunia, mungkin tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan apa pun. Tetapi itu dilakukan-Nya hanya demi satu hal yakni kedamaian bagi dunia ini. Jalan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Memecahakan jurang yang selama ini memisahkan manusia dengan sang penciptanya. Meskipun memang harus dengan sebuah pengorabanan yang besar. Allah menjadi manusia.
Saat ini saya mencoba mencari-cari pesan apa yang kita pahami dengan melihat kondisi “bulan natal” ini. Natal yang seharusnya mengawali kita kembali kepada satu teladan seperti yang di lakukan oleh Tuhan Yesus sebuah pengorbanan demi terciptanya sebuah perdamaian bagi dunia. Tetapi harus kita akui, hal itu tidak terasa di bulan natal. Tidak bergema di bulan natal, tidak berkumandang di bulan natal, bahkan mungkin tidak digubris di bulan natal ini. Sungguh ironis. Natal yang seharusnya membangkitkan sebuah pengorbanan demi orang lain di timpal dengan sebuah perayaan manusia yang sudah mentradisi.
Melihat kondisi ini bagaimana pelayanan perkantas menanggapinya. Apakah kita juga akan larut kepada hiruk pikuk perayaan bulan natal? atau saatnya kita kembali mengawali untuk bertanya, merenungkan, dan mencoba mengevaluasi bagaimana kelahiran Yesus menginspirasi kita untuk berkorban demi terwujudnya kerinduan Allah bagi dunia ini? mengawali kita kembali bertanya apa arti kelahiran Kristus bagi pengorbanan kepada kemajuan bangsa ini. Mengawali kembali sebuah arti pengorbanan, meskipun terkadang pengorbanan harus menempuh sebuah jalan yang sulit diterima oleh pemikiran manusia. Biarlah semua kita memikirkannya.

topik pendidikan

“berkarya di tanah yang berbatu-batu”
Oleh: Prasasti Perangin-angin

Visi pelayanan mahasiswa adalah visi yang sangat strategis. Mahasiswa yang adalah calon pemimpin bangsa di impikan akan menjadi pembaharu dan pengubah bangsa ini. Melihat keterpurukan bangsa di berbagai aspek pelayanan mahasiswa di harapkan bisa hadir sebagai pemain yang akan memainkan satu permainan yang berbeda dengan orang lain. Permainan yang akan membicarakan nilai-nilai Kristiani. Seorang serjana yang akan memberikan angin segar di dalam berbagai segi dikehidupan di tengah bangsa yang serasa tidak akan pernah “segar” ini.
Dalam rangka visi pelayanan mahasiswa yakni menjadi agent of changes, hal yang pertama harus kita sadari adalah bahwa kita sedang berada di dalam satu sistem. Sistem pendidikan Indonesia masih berkutat pada masalah-masalah yang tidak akan kunjung selesai. Mulai dari belum ada komitmen penuh bangsa ini, menjawab krisis dengan pengembangan bidang pendidikan sampai kepada bobroknya birokrasi pendidikan adalah “atmosfer” yang setiap hari harus kita hirup. Bangsa ini sepertinya belum bisa menerima bahwa krisis multi dimensi yang dihadapi akan teratasi dengan memajukan pendidikan. Sehingga dapat kita lihat dari anggaran yang ditetapkan untuk bidang pendidikan masih jauh di bawah dari anggaran di bidang yang lain.
Begitu juga praktika pendidikan itu sendiri, tidak berpihak kepada apa itu sebenarnya mendidik. Ini akan terlihat jelas dengan kebijakan dan pandangan mereka tentang pendidikan. Kadang, pendidikan dianggap sebagai bagian dari kapitalisme sehingga pendidikan menjadi barang yang sangat mahal dan berpotensial untuk dijual. Dan bahkan, praktika pendidikan di bottom up juga mulai kehilangan nurani untuk menjadi Tut Wuri Handayani, sehingga mereka tega-teganya mengajari praktek mencuri seperti yang terjadi waktu UN tahun 2007.
Sebagai mahasiswa gejala yang sudah berlumut ini harus kita sadari. Jika kita melihat situasi kampus, maka kita akan melihat paham kapitalisme yang berkembang biak dengan bebas. Kenapa “berkembang biak” karena mahasiswa yang kritis itu sudah bisu dan tidak bisa lagi menanggapi dengan akal yang sedikit sehat . Mahasiswa di ajak untuk mengatakan engge akan setiap kebijakan yang dibuat oleh pelaku pendidikan, meskipun itu sangat tidak berpihak kepada mahasiswa itu sendiri. Sampai kepada Dosen yang sudah “pikun” untuk mentransfer ilmu yang pernah ia dapatkan sewaktu kuliah S1-S3 dulu. Sehingga apa yang terjadi dosen hanya bisa memberikan diktat dan sedikit berbicara dan itu pun keseringan tidak ada bobotnya. Belum lagi, kalau kita pergi keperpustakaan maka kita akan mencium bau apek karena buku-buku yang ada disitu adalah buku tahun 70-an yang mulai berwarana coklat. Alias hampir busuk. Dan sampai kepada ruang praktikum yang adalah bukan ruang praktikum, karena tidak ada bahan yang mau di praktikan. ini adalah bagian dari poteret pendidikan di mana kita sedang dibentuk.
Jika pelayanan mahasiswa serius di dalam rangka pencapaian visinya maka pelayanan itu harus sadar akan kondisi di atas. Kalau boleh saya mewakilinya, maka kita sedang berada di “tanah yang berbatu-batu”. tanah yang tidak mendukung untuk menghasilakan sesuatu hal yang baik. Sehingga kita harus bertanya: bagaimana bisa menghasilkan padi yang menguning di tengah “tanah yang berbatu-batu”. Bagaimana kita bisa berkarya bagi bangsa ini di tengah sistem yang sedang membuat kita semakin bodoh itu.
Pengembangan diri dari dalam keluar. Apa yang bisa kita optimalkan? Jawabanya adalah diri kita sendiri. Faktor dari dalam diri inilah yang harus kita kembangkan untuk menghadapi sistem itu. Kita tidak bisa hanya berkata, apa boleh buat kita kuliah dan menjadi sarjana pengumpul diktat (Spd). Tetapi kita harus tetap menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang akan mengubahkan bangsa ini. Ada tiga hal yang harus kita kembangkan. Yang pertama adalah mengenai visi, yang kedua motivasi dan terakhir adalah kompetensi.
Visi berhubungan dengan pertanyaan tentang apa yang menjadi tujuan kita? jika setiap mahasiswa ditanyakan apa yang menjadi tujuannya untuk kuliah, jangan-jangan kita kuliah hanya karena setelah tamat SMA ya kuliah. Atau petanyaan yang lain adalah kita mau menjadi orang yang bagaimana? Atau akhirnya kita harus bertanya apa yang menjadi tujuan hidup kita?
Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan yang seharusnya harus di miliki oleh setiap mahasiswa. Jika hal ini tidak pernah menjadi pertanyaan kita, maka kita akan menjadi seorang mahasiswa yang kuliah ya kuliah. Tetapi, kita harus seorang mahasiswa yang memiliki sebuah impian yang ingin ia capai. Karena kita menyakini bahwa sesuatu hal yang di kerjakan jika di gerakan oleh sebuah tujuan/visi itu akan menjadi bahan bakar yang siap mengantar kita untuk mencapainya. Dan jika kita sudah punya bahan bakar, maka bagaimanapun kondisi pendidikan di kampus akan di kalahkan oleh “jiwa” itu.
Di dalam melihat visi, kita harus memahami bahwa bagaimanpun kerasnya sebuah batu akan pecah jika terus di jatuh oleh air hujan pada tempat yang sama. Atau sebuah pisau yang tumpul akan menjadi tajam jika terus di asah. Sehingga kita pasti setuju apa yang di utarakan oleh bung Karno, yakni gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.
Hal yang kedua adalah Motivasi. Sebenarnya, ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu hal dengan serius atau dengan tidak serius apa yang memotivasi kita. Atau jika kita sedang berada di bawah sebuah tekanan, apa yang mendorong kita untuk keluar dari tekanan itu? Pertanyaan ini adalah pertanyan mendasar bagi kita sebagai seorang mahasiswa. Dalam rangka mencapai apa yang kita rindukan di dalam visi, apa yang mendorong kita melakukannya. Jika kita melakukannya hanya untuk menjawab sebuah ketakutan (fear) maka kita sedang berkutat pada sebuah perencanaan hidup di dalam jangka yang pendek. Karena kalau ketakutan itu akan terjawab maka kita mungkin akan berhenti pada bagian itu. Atau jika hal yang mendorong kita hanyalah untuk mendapatkan sebuah upah (reward), maka kita juga akan melakukan di dalam jangka yang pendek dan hanya sebatas untuk mendapatkan hal itu. Tetapi jika kita mencapai visi adalah di dasari oleh sebuah pilihan, maka kita akan mengerjakan hal itu secara terus menerus dan itu akan menjadi sebuah panggilan dan pilihan hidup kita. berkarya bagi Tuhan.
Bagian yang ketiga yang harus kita miliki adalah sebuah kompetensi. Apa yang kita rindukan di dalam visi akan menjadi sebuah mimpi semata jika kita tidak pernah memperlengkapi diri untuk mencapai itu. Sering sekali seorang mahasiswa sudah terpola oleh sistem pendidikan kita bahwa jika kita kuliah di jurusan pendidikan maka sepertinya harus bekerja sebagai seorang guru. Tetapi jika kita pahami filosopi pendidikan di peguruan tinggi, maka kita akan melihat bahwa seorang mahasiswa di bentuk menghadapi berbagai bentuk profesi. Karena kemampuan dasar yang menjadi modal yang sangat penting pada umumnya di miliki oleh setiap jurusan. Yakni mencakup, kemampuan bahasa inggris, kekampuan komunikasi, kemampuan managemen, kemampuan statistika dan kemampuan mengoperasikan computer. kelima kemampuan dasar ini haruslah dimiliki seorang mahasiswa. Di samping pengusan kemampuan teori ilmu, analaisi, dan riset tenatang spesifikasi ilmu yang kita geluti.
Selain itu sebagai seorang mahasiswa kita juga harus memiliki kemampuan technical skill yakni bagaimana memimpin rapat, mempersentasikan, negoisasi dan kemapuan technical lainya. Begitu juga bagaimana habit, emosional skill dan interpersonal skill. Jika kita memiliki kompetenis itu maka yaknikan bahaw kita sedang berada pada satu statmen : menjadi seorang mahasiswa yang akan siap ditampung, bersaing, beradaptasi, dan memanfatkan peluang kapan dan dimana saja.
Ketiga bagian ini adalah hal yang harus kita optimalkan untuk menghadapi sistem pendidikan yang tidak mendidik itu. Untuk menghadapi tantangan dunia ini, akan menjadi retorika belaka jika kita tidak pernah serius untuk mencari alternative di tengah setatus guo. Bagaimana kita akan berkata, garam dan terang bagi dunia ini jika kita sendiri pun terlarut di dalam dunia ini. Jika sebagian besar mahasiswa tidak lagi bisa memahami dan bahkan tidak memiliki tujuan untuk itu, tentunya kita sebagai orang yang mengenal Tuhan di tuntut untuk memiliki hal itu. Hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Daniel adalah teladan yang bijak kita ikuti. Ditengah dunia orang kafir ia bisa menunjukan satu hidup yang taat kepada Allah dengan tidak mau menajiskan diri dengan makanan raja. Tetapi di samping itu, Daniel juga menjadi teladan di dalam ia menjalani study di negeri itu. Dan satu hal yang harus kita pahami dalam hal ini adalah bahwa itu semua adalah pekerjaan Allah Israel di dalam hidup Daniel. Daniel 1:20 Tiap kali raja mengemukakan persoalan yang memerlukan penerangan dan pertimbangan, ia melihat bahwa nasihat dan tanggapan keempat pemuda itu sepuluh kali lebih baik daripada nasihat dan tanggapan semua peramal serta ahli jampi di seluruh kerajaannya. Bukan kah Allah yang sama akan menyatakan kedaulatanNya di Republik ini?
Bagian kita Allah menjalankan apa yang menjadi bagian kita. Sebagai seorang mahasiswa kita seharusnya bisa merefleksikan ketiga hal yang tadi, untuk berpacu di tengah sistem itu. Kita harus rajin belajar demi maksud Allah bagi dunia ini. Semakin kita menyatakan mencintai Yesus, tentunya semakin kita juga menyatakan bahwa kita harus belajar dan mempertanggungjawabkan studi kita. Sehingga pada akhirnya apa yang di obsesikan pelayanan mahasiswa terwujud melalui setiap kita. God With Us (penulis adalah alumni geografi’01 UNIMED, bekerja sebagai Staf di perkantas Medan, aktif di kelompok diskusu campus concern dan Perhimpunan Suka menulis (perkamen) htpp://prasastipoenya.blogspot.com/. kritik dan saran sasti_nangins@Yahoo.com)

topik misi

Hidup yang bermisi
Abraham Kuyper mengatakan: Tak ada satu inci pun dari keseluruhan eksistensi kemanusiaan kita dimana Kristus yang tidak berdaulat atas segala sesuatu. Sehingga seharusnyalah misi Kristen berkaitan langsung dengan kedaulatan Kristus atas semesta kehidupan manusia.
Misi Kristen terjebak di dalam paham dualistik yang di wariskan dari generasi ke generasi yakni membedakan dunia secara material dan secara spiritual. Atau lebih tren dengan istilah rohani dan duniawi. Paham ini berkembang di dalam kehidupan kekeristenan dimana orang yang hidup di dalam injil tidak bisa menteranspormasi hidup di tengah masyarakat.
Sebagai contoh orang batak sangat dekat dengan kekristenan tetapi jika kita berbicara tentang orang batak maka kita akan mengingat bahwa orang batak adalah orang yang kasar dan sangat sulit untuk di pimpin. Injil yang di emban tidak “mendarat” di dalam relita kehidupan. Dan ini juga yang terjadi di kaum injili dimana sangat menekankan sisi proklamasi injil dan kurang menyentuh aspek spiritual-horizontal.
Misi secara holistik mencakup semua segi kehidupan manusia, karena semua aspek kehidupan manusia harus di taklukkan di bawah pemerintahan Kerajaan Allah. kerajaan Allah yang datang melalui Yesus Kristus adalah kerajaan Allah yang mencangkup keseluruhan hidup manusia. Dengan demikian Kerajaan Allah menjadi landasan dari misi kita. Lukas 9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah kerajaan Allah di mana-mana." (ayat yang lebih nyambung dengan misi holistic)
Dari segi Perspektif teologis alkitabiah di dalam penciptaan manusia sebagai pembawa citra Allah di beri mandat untuk menguasai alam ciptaan Allah dan tentunya untuk memenuhi maksud dan tujuan sang pencipta. Yakni menaklukan dunia ini. Dunia yang tidak hanya bumi dan alam semesta atau kosmosnya saja. Tetapi dunia juga mencakup umat manusia dengan daya upayanya untuk ‘memenuhi bumi dan menaklukanya (Kej:1:28). Ini berarti umat manusia dengan kebudayaannya, dengan hidup politiknya, sosial dan ekonominya, dengan sejarahnya, dengan ideologi-ideologinya dan agama-agamnya, dengan ilmu dan teknologinya, dengan harapan-harapan dan kekhawatiran-kekhawatiranya. Inilah dunia yang di kasihi Allah (Joh 3:16). (ringkasikan)
Di dalam inkarnasi Tuhan Yesus kita juga melihat bagaimana Yesus menjelaskan tujuan-Nya datang ke dunia ini. Lukas 4:18-19 Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kita melihat bagaimana semangat misi Tuhan Yesus bukan hanya secara vertical tetapi juga menyentuh nilai-nilai sosial (spiritual-Horizontal).
Penebusan yang di lakukan Tuhan Yesus di kayu salib, juga di gambarkan untuk mengadakan perdamaian dengan dunia dengan segala keberadaanya. 2 Korintus 5:19a Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Dan pemuliaan di dalam Kristus juga berakhir kepada pemulian akan alam semesta dan tatanan kehidupan (bd.Wahyu 21).
Beranjak dari ke empat prespektif teologis di atas melahirkan sebuah pandangan tentang misi yang harus kita jalankan sebagai orang percaya. Misi yang holistik. Tetapi permasalahannya bagaimana kita mengimpelementasikan semangat misi tersebut di dalam kehidupan sebagai seorang mahasiswa yang sedang di persiapkan untuk menjadi pelaku-pelaku misi pada masa yang akan datang.
Kehidupan misi di dalam pelayanan mahasiswa bukanlah sebuah bahan pembicaraan yang baru. Kehidupan misi sebenarnya jika kita menyadarinya bahkan sangat dekat dengan pelayanan mahasiswa. Lihat saja visi dan misi pelayanan mahasiswa di dalamnya tercakup semangat misi. Mulai dari strategi pembinaan kelompok kecil yang memiliki komponen penjangkauan (misi). Melalui setiap penggalian bahan PA di harapkan lahir sebuah misi di dalamnya. Dan pelayanan mahasiswa sangat menekankan bahwa setiap komponen di dalam pelayanan ini sedang di persiapkan menjadi agen of changes. Menjadi seorang pemimpin yang berlandasakan paham-paham Kristiani melalui setiap bidang propesi.
Penjangkauan di dalam pelayanan mahasiswa harus kita pahami mencakup bagaimana kita menaktulisasikannya di dalam kehidupan kampus. Mahasiswa sebagai seorang yang akan menceritakan injil bukan sebatas secara vertikal tetapi juga menyentuh kehidupan horizontal di kampus. Menceritakan injil dengan hidup. Dimana orang akan mengenal Kristus melalui kehidupan yang ditunjukan oleh anak Tuhan. Di dalam hal kepeduliaan sosial, jiwa nasionalis, dan menentang ketidakadilan.
Kehidupan kampus merupakan sebuah gambaran kehidupan dunia ini. Di kampus mahasiswa akan berhadapan dengan kehidupan yang pluralis dan etnik yang beragam. Di kampus juga mahasiswa juga berhadapan dengan sebuah birokrasi dan sistem. Sehingga sangat potensial sekali kampus menjadi simulasi dalam rangka menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini. Di dalam pemberitaan injil mahasiswa sudah terbisa berhadapan dengan keperbedaan itu. Di sisi yang lain mahasiswa juga bisa menyuarakan suara kenabian di tengah birokrasi dan sistem kampus.
Jika pelayanan mahasiswa dapat mengaktualisasikan kehidupan misi di kampus, maka itu akan menjadi satu bekal yang kuat untuk menanggapi harapan dari pelayanan ini. dan sekaligus menjawab kondisi kehidupan misi pelayanan mahasiswa. Di mana kalau kita lihat bahwa kita masih cenderung berkutat kepada masalah-maslah yang sebenarnya tidak mendasar di dalam pelayanan. Masalah metode HPDT, masalah kebisaan-kebiasaan lama dan masalah pengkarbitan yang memanjakan orang-orang yang kita bina. Padahal ada masalah yang harus kita hadapi. Sebagai contoh kita melihat bagimana minimnya pra alumni atau alumni baru yang berpikir tentang hidup yang bermisi. Pra alumni jarang sekali merenungkan satu hal yang mau ia kerjakan untuk Tuhan. Yang kita pikirkan pada umumnya adalah di sekolah mana yang besar honornya dan dimana peluang menjadi PNS. Sehingga tidak jarang juga kita mendengar seorang alumni sampai mencoba di beberapa daerah dengan satu tujuan: menjadi PNS. Hanya itu. Kita berpikir bahwa dengan hidup baik-baik, tidak korupsi dan tidak seperti yang lain adalah hidup yang bermisi. Ya itu memang adalah hidup yang harus kita tunjukan sebagai orang percaya. Tetapi dalam hal ini pemahaman akan menghadirkan kerajaan Allah adalah bagaimana kita berpikir untuk mewujudkan satu hal yang bukan hanya untuk diri kita tetapi berpusat kepada kehendak Allah.
Menarik, kesaksian seorang alumni ketika ia memilih untuk hidup di sebuah desa dengan kehidupan yang seadanya demi sebuah pengabdian untuk pendidikan. Terpikir, kenapa ia mau melakukan hal itu? Atau seorang alumni yang meninggalkan pekerjaannya yang tergolong lumayan untuk pergi kesebuah desa melalui propesi menjadi seorang guru agar bisa menjalankan misi kepada orang yang belum mengenal Kristus. Juga terpikir, kenapa ia mau melakukan hal itu? Atau seorang alumni yang belajar sampai tinggkat yang paling tinggi untuk menjadi seorang ahli yang akan memikirkan bagaimana membawa bangsa ini untuk keluar dari multi krisis. Banyak lagi contoh orang yang meninggalkan sebuah zona aman untuk menjawab panggilan Allah di dalam misi-Nya. Sekarang pertanyaanya bagian yang mana yang akan kita ambil dalam rangka itu? God With Us. (penulis adalah alumni geografi’01, bekerja di Perkantas Medan, aktif di kelompok diskusi Campus Concren dan perhimpunan suka menulis Htpp://prasastipoenya.bolgspot.com/)


- Hubungan satu point ke point tidak jelas. Tetapi rangkaian kata sudah mulai menarik.
- Kurang kuat penenkanan kepada topik tersebut.
- Bagaimana harus bermisi di kampus? Dengan menyuarakan kebenaran. Di jelaskan dengan contoh untuk mempertajam maksud dan main point.
- Paham yang tidak cocok dengan paham dulistik.
- Benang merah yang kurang di setiap paragraph
- Satu kalimat lebih dari 14 kata.
-