Rabu, 08 April 2009
Renungan Orientasi Staff Perkantas
Refleksi Prasasti Perangin-angin seminggu di Bandung
Tiba di bandung, dan memulai kembali sebuah kehidupan bersama di sebuah tempat yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tetapi belum tahu bagaimana saya apakah bisa menikmatinya seperti di Solo. Doa semoga di tempat yang baru ini saya bisa menikmatinya dan bersukacita bersama, belajar bersama dan hidup bersama. Tuhan mampukan saya dengan rendah hati kembali bersama dengan teman-teman di tempat ini, doa saya di hari pertama biarlah di dalam perbedaan Tuhan akan mengajari kami untuk bisa bersama-sama bersatu menjadi seorang pelayan Tuhan. Seorang Staff.
Dari sesi Homeletika bersama dengan bang Eric ada satu hal yang baru saya dapatkan, abang itu membukakan sebuah konsep seorang hamba Tuhan yang selama ini sering saya lupakan. Ada 4 hal yang harus di terapkan di dalam kehidupan Kristen. Yang pertama setiap hal itu harus sesuai dengan firman Tuhan. Yang kedua firman Tuhan itu harus bisa di sampaikan dengan sebuah cara yang benar agar apa yang benar itu bisa di mengerti dan masuk di dalam kehidupan orang yang kita layani. Yang ketiga, apa yang benar dan cara yang benar itu harus dibarengi dengan sebuah motivasi yang tulus dan ikhlas yakni melayani Tuhan. Yang terakhir apa yang benar, disampaikan dengan sebuah cara yang benar, dan dengan motivasi yang benar belum tentu baik jika itu tidak di barengi dengan sebuah iman penyerahan kepada Allah yang akan menyanggupkan saya untuk menyatakan apa yang benar tersebut.
Melihat dan merenungkan ke-4 hal itu, saya sangat tertegun di dalam point ke 4. Iman, ya iman yang akan menuntut kita menyerahkan dan mempercayakan semuanya kepada Allah, menyerahkan semua itu kepada Allah dengan sebuah pengharapan Allah akan memberikan sebuah pertumbuhan dan apa pun yang kita rindukan tersebut. Menjadi seorang penghotbah adalah menjadi seorang yang berharap penuh kepada Tuhan yang akan bekerja di dalam setiap kata yang kita sampaikan. Sehingga dengan mengingat hal ini pemahaman bahwa berkhotbah bukan sebuah pekerjaan tentang kemampuan saya tetapi merupakan pekerjaan tentang Kemuliaan Allah.
Dengan pemahaman prinsip ini, saya bisa merasakan sebuah kekuatan baru untuk memulai pelayanan yang akan harus saya kerjakan nantinya. Di samping itu saya juga sangat terbantu dengan metode bagaimana manggali dan menemukan sebuah ide khotbah yang baik yang bisa diterapkan di dalam menyusun kerangka khotbah, yang juga banyak di dapatkan melalui sesi Co Sutrisna. Pointnya jelas bahwa kita harus bisa akrap dengan teks khotbah yang akan kita khotbahkan dengan penggalian Induktif sebagai bahan dasar yang harus senatiasa saya lakukan. Dan tentunya melihat semua hal itu berkotbah yang baik tidak akan pernah dicapai dengan sebuah jalan pintas tetapi dibutuhkan sebuah kerja keras untuk mencapainya. Berdoa semoga saya akan tetap bisa menghidupinya.
Komitmen untuk persiapan khotbah:
1. PA dulu sebelum persiapan (usahakan teks yang lain setiap khotbah, agar sasti bisa semakin kaya akan firman)
2. Usahakan sebisa mungkin khotbah eksposistoris.
3. Persiapan minimal 1 minggu sebelumnya. Maksimal 3 khotbah seminggu.
4. Menulis teks khotbah dan persiapan dengan sebuah kerangka yang dalam.
5. Pokoknya saya harus bisa memberikan yang terbaik kepada Allah karena Dia adalah Allah yang terbaik di dalam hidup saya.
Di hari-hari terakhir banyak juga merenungkan peran ke gereja secara khusus apalagi hari minggu itu saya dapat beribadah di gereja saya GBKP Bandung Pusat. Dan saya sangat menikamti ibadah hari minggu itu dan ketika mengingat sesi tentang gereja beban itu semakin dalam. Dan berkomitmen untuk mulai akan memberikan waktu untuk membangun gereja saya suatu hari nanti.
Berbicara seminggu di Bandung saya sangat menikmati dan banyak hal yang bisa saya pelajari di kota kembang ini. Semoga hal ini akan semakin membentuk saya menjadi seorang hamba Tuhan yang berkenan kepada Dia. Kemuliaan hanya bagi Dia. Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar