Rabu, 08 April 2009

You Make me Feel.


Go To FES Mision Camp in Singapore.
Sebelum mengambil tiket 2th September 2008
Mungkin say orangnya sangat plinplan. Terkadang sangat percaya diri tetapi kadang saya sangat pesimis orangnya. Memang sebelum tahu paspor kami selesai dan sebelum di ambil tiketnya saya hampir tidak percaya bahwa kami akan pergi ke Singapore. Memang yang ada di dalam pikiran saya adalah masalah dana yang terbatas, paspor belum kelar dan harga tiket yang semakin mahal. Di samping itu terpikir juga jangan-jangan terlalu mubajir kami pergi untuk mengikuti kamp ini di singapura. Pikiran-pikiran ini semua terbersit di dalam tindakan yang terkadang seperti tidak ada nafsu untuk mengikuti acara ini. Padahal beberapa orang sudah bersedia menjadi donatur dan “satu kampoeng sudah tahu” We will go to Singapore.
Tetapi saya bersyukur bisa diingatkan Bang Iven dan kak Lina. Untuk tetap teguh dan komitment bahwa kami bisa pergi kenegeri singa itu. Bersyukur hari ini (2 September) saya melihat apa yang kami rencanakan akan segera terrealisai. Apalagi pada hari ini beberapa donatur yang mau mendukung kami memberikan di luar dari perkiraan kami sebelumnya. Puji Tuhanlah. Meskipun terkadang muncul di pikiran bahwa tiketnya begitu mahal, tetapi hari ini mau tidak mau I must prepare myself go to Singapore. Hari kamis ini kami akan berangkat.
Setelah selesai semua ini, kadang saya tersenyum sendiri. Seperti tidak percaya prasasti perangin-angin ini akan sampai di kualalumpur dan singapura, bisalah orang kampung. Meskipun sebenarnya zaman sekarang tidak terlalu istimewa pergi ke negera ini tetapi bagi saya hal ini tetap merupakan sebuah kesempatan berharga. Ya saya mengimani bahwa melalui kamp yang akan saya ikuti Tuhan akan berkerja dengan caranya tersendiri. Bagian saya adalah menyerahkan semuanya ini kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan bekerja. Kalaupun kepergian saya ini terkadang terlalu mubajir atau tidak terlalu urgen untuk saya ikuti biarkanlah Tuhan yang bekerja.
Titik cerah yang menguatkan saya adalah kesempatan ini harus saya gunakan untuk menambah wawasan dan rindu melihat bagaimana misi Allah di dalam dunia ini. Rindu juga melihat negara singapura yang terkenal rapi dan nyaman itu. what ever sekarang saya mau berdoa semoga nama Tuhan akan di permuliakan melalui acara ini. Karena semakin saya renungkan, saya takut kami pergi hanya untuk jalan-jalan doang. Tetapi bersyukur di tengah berbagai macam pemikiran yang muncul itu, saya mencoba berdiam diri dan melihat maksud Allah di dalam rencananya di dalam pelayanan saya. karena apa pun itu, Tuhan yang akan membuat saya bisa menikmati dan semakin bergantung kepada Dia. Doa saya: You make me feel.


Mengikuti Kamp Nasoional FES Singapore
Hari kamis pagi, kami berangkat k. Untuk menghemat biaya kami harus via Kulalumpur, karena kalau langsung ke Singapura kami harus bayar visa. Pikirku juga sekalian jalani Kualalumpur ya kan. Kami berangkat dengan semangat yang membara. Kami akan melihat Kuala Lumpur dan akan mengikuti kamp misi FES (Felowship Evangelical Student) Singapura. Kalau bisa dikatakan ini merupakan sebuah kesempatan besar di dalam hidup kami. Kesempatan untuk di isi oleh pengajaran firman yang di isi oleh Pak Vinot Ramachandra (Sekjen IFES east asia) dan kesempatan untuk menambah wawasan dengan melihat sebuah kegerakan misi yang lebih luas di dunia. Apalagi kamp ini di hadiri dari berbagai negera (Filipina, New Zeland, Vitnam, Cina, Malaysia, Nigeria, Indonesia).
Berbicara tentang apa yang di dapatkan di dalam kamp ini setiap kami mempunyai perenungannya tersendiri. Bang Iven bilang ini merupakan pengalaman yang luar biasa di mana satu hari mengalami pembentukan mental di kantor imigrasi (di introgasi, maksudnya), 3 hari mendapat pengajaran yang luar biasa dan 1 hari melihat langsung kegerakan misi dan keindahan Singapura. kak Herlina lain lagi, “pengalaman yang sangat berharga dimana Tuhan memberi kesempatan untuk belajar dari kehidupan orang-orang di Singapura dan pelayanan teman-taman dari berbagai negara. Hidup yang efisien dan disiplin itulah yang saya pelajari dari orang-orang Singapura. Hidup yang membagikan kasih Kristus kepada sekeliling kita itulah yang saya pelajari dan saya lihat dari pelayanan mahasiswa dari berbagai negara. Dan Hidup yang mengorbankan kenyamanan diri itulah yang saya pelajari dari dr.Tan (misionaris dan pembicara). Kalau saya, pengalaman ini tak pernah terpikirkan terjadi di dalam hidup saya, tetapi Puji Tuhan ini benar terjadi. Kalau boleh saya gambarkan pengalaman ini luar biasa, satu hal yang saya pelajari adalah belajar bagaimana Allah memilih Yunus untuk mengerjakan misiNya. Ketika Yunus mau lari dari misi itu Tuhan punya cara tersendiri untuk membawa Yunus kembali kepada rencana Allah tersebut. Saya merunungkan bahwa kegerakan misi dimulai oleh Tuhan dan Tuhan juga yang punya cara tersendiri untuk membangkitkan atau mengerakan orang-orang untuk mengerjakan misi tersebut. Tugas kita adalah taat dan setia mendengar dan melaksanakan apa yang Tuhan rindukan tersebut. Sangat berkesan ketika alumni pelayanan mahasiswa Singapura bermisi untuk menjangkau TKW Indonesia yang ada di sana. Dan Kegerakan misi untuk mengerakan dan mendorang mahasiswa/i Indonesia untuk kembali membangun Indoensia. Saya bersyukur bahwa mereka masih mengingat bangsa mereka bahkan terpikir untuk membangun bangsa ini. Dan ini sangat menguatkan saya untuk semakin serius untuk mendorong mahasiswa di Medan untuk concern terhadap permasalah bangsa dan membangun bangsa ini. Jika disimpulkan maka semua ini a great experience for me to men of mission. I pray, God show me what to do, and I will Follow You.
Tetapi di atas semua itu, kami menysukuri bahwa Tuhanlah yang membuat kami bisa berangkat dengan menyediakan dana melalui para donatur, Tuhanlah yang membuat kami bisa menikmati, dan semuanya ini biarlah hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. That’s all. Prasasti Perangin-angin

Tidak ada komentar: