Selasa, 16 Desember 2008

Kelompok Kecil

Pendahuluan.
Visi pelayanan mahasiswa hadir untuk membentuk seorang pemimpin yang berkarakter seorang murid Kristus. Seorang murid yang bukan saja mengerti akan firman Tuhan tetapi seorang murid yang melakukan firman Tuhan di dalam hidupnya (Matius 23:1-3, Matius 6: 5-8). Pelayanan mahasiswa bukan tempat pembentukan seorang Farisi atau seorang yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi seseorang dimana firman itu dapat hidup di dalamnya atau yang tidak hanya menghabiskan bahan.
Dalam rangka pembentukan itulah maka pelayanan mahasiswa menempatkan pemuridan yang intensif, progresif dan interkatif di dalam kelompok kecil menjadi ujung tombak pelayanan. Kelompok Kecil harus menjadi agenda utama di dalam pengerjaan visi pelayanan mahasiswa. Karena harus kita pahami bahwa pelayanan mahasiswa lahir dari kelompok kecil. Sehingga sebagai PKK kita harus mengetahui filosofi dan esensi kelompok kecil di dalam pelayanan mahasiswa.

Pembahasan
Esensi Kelompok Kecil adalah Pemuridan.
Pemuridan merupakan proses memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus (Kolose 1:28-29). Terjemahan lain untuk “kesempurnaan” adalah “dewasa.” Dari kata Yunani teleios. Dalam Septuaginta, kata ini digunakan untuk menerjemahkan kata-kata Ibrani syalem dan tamim. Keduanya menyatakan gagasan totalitas. Kata ini digunakan untuk hal “berpaut kepada Allah dengan sepenuh hati” (1 Raj 8:61; 11:4). Juga di gunakan untuk “hidup dengan tak bercela di hadapan Tuhan” (Kej 6:9; Ul 18:13). Dengan kata lain, percaya penuh kepada Allah dan taat penuh kepada firman-Nya adalah sasaran seorang murid.
Kata “dewasa” juga digunakan dalam hal yang sama seperti yang dinyatakan Rasul Paulus di dalam Kolose 4:12, “orang-orang dewasa” (Yun. teleoi) digambarkan sebagai orang yang “berdiri teguh, … dan yang berkeyakinan penuh dengan segala yang dikehendaki Allah.” Dengan kata lain, taat penuh dan percaya penuh hanya kepada kehendak Allah. Jadi, “dewasa dalam Kristus” berarti sepenuhnya mengorientasikan diri, pikiran, perasaan, dan perbuatan – pada kehendak Allah. Dan ini sesuai dengan arti kata “murid” sendiri. Dari kata Ibrani talmid atau limud dan Yunani mathetes. Artinya, bukan sekedar pelajar, tetapi pengabdi.
Jadi, pemuridan adalah proses menanamkan dan membangun orientasi diri dan hidup setiap orang percaya kepada kehendak Allah semata. Atau, proses mengisi dan memenuhkan hatinya dengan tekad Kristus sendiri: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yoh 4:34).

Visi Kelompok Kecil: Murid yang Memuridkan.
Murid yang akan memuridkan adalah visi kelompok kecil. Kelompok kecil melihat bahwa melalui satu komunitas kecil yang kuat akan melahirkan individu yang akan mewujudkan visi Allah sampai kepada visi dunia yakni semua bangsa menjadi murid-Nya (Matius 28:19-20).
Kelompok kecil meneladani yang Tuhan Yesus lakukan kepada 12 muridnya melihat luasnya pelayanan dunia ini (Matius 9:35-10:1 bd. Mark 1:17). Tuhan Yesus di dalam menyelamatkan dunia memilih 12 Rasul untuk di bentuk secara intensif selama 3 tahun. Dan 12 Rasul inilah yang akan menjadi alatnya di dalam mewartakan injil kerajaan Allah itu keseluruh dunia (bd. Kis 1:8).
Di samping itu kelompok kecil juga terbukti sangat efektif sebagai sarana untuk pembentukan seorang murid. Bahkan beberapa tahun terakhir ini banyak gereja dan lembaga pelayanan keristen mulai mengembangkan metode ini untuk pembinaan jemaat. Kita bisa melihat beberapa keunggulan kelompok kecil sebagai sarana pemuridan.
1. Materi pengajaran/Pembinaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan/tingkat pertumbuhan anggota kelompok kecil.
2. Kelompok kecil memungkinkan setiap anggota untuk aktif dalam penggalian dan diskusi.
3. Pendampingan pemimpin kelompok dengan anggota kelompok dapat dilakukan dengan intensif.
4. Suasana kelompok kecil dapat membawa setiap anggota untuk menemukan suatu komunitas untuk saling berbagi, saling memperhatikan, saling mendorong, saling menegur, dalam rangka pertumbuhan bersama dalam kebenaran.

Apa yang di kerjakan di dalam Kelompok Kecil.
Di dalam kelompok kecil harus terjadi adanya proses bimbingan, pengajaran, dan pendisiplinan yang bersifat personal, kontinual, dan progresif (Bd Yoh 15:1-8). “Tiap-tiap orang kami (senantiasa) nasihati dan tiap-tiap orang (senantiasa) kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” (Kolose 1:28-29) “Ajari” di sini bukan cuma menjelaskan pokok-pokok kekristenan, tetapi juga melatih dan mendisiplin perilaku keseharian, sehingga selaras dengan perilaku Tuhan Yesus Kristus sebagai teladan utama. Sehingga di dalam kelompok kecil ada transfer hidup dari seorang pemimpin kelompok kecil kepada anggota kelompok kecil. Dan juga sesama anggota kelompok kecil dapat saling menguatkan dan meneguhkan untuk pertumbuhan bersama.
Kita juga dapat belajar dari jemaat mula-mula bagaimana mereka teguh dan kuat di dalam iman mereka ketika mereka tekun di dalam pengajaran rasul-rasul , berdoa, bersekutu dan bersaksi bagi sesama (Kis 2:41-47). Ke empat komponen inilah yang harus terus kita kerjakan di dalam pemuridan di dalam kelompok kecil dalam rangka pembentukan karakter seorang murid. Tuhan Yesus juga di dalam pelayanan bersama 12 Rasul melakukan hal yang sama mengajar mereka, bergaul dengan mereka, mengajari mereka berdoa, dan mengutus Para Rasul untuk bersaksi.
Tetapi di atas semuanya itu sebagai anggota kelompok kecil kita harus memahami di dalam kelompok kecil kita di bentuk dan dituntut menjadi seorang murid yang mau mengikut, menyangkal dirinya, dan memikul salibnya untuk mengikut Yesus (Luk 14: 26-27). Di bina di dalam kelompok kecil dibutuhkan sebuah komitmen dan kesetiaan untuk terus belajar bertumbuh menjadi seorang murid. Karena keberhasilan pembentukan itu sangat ditentukan bagaimana komitmen anggota kelompok kecil untuk bertumbuh di dalam kelompok kecil.

Penutup
Sebagai seorang murid maka sangat dibutuhkan ketaatan dan kesetiaan untuk mendengar suara-Nya (Yesaya 50:4). “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid”.


Sumber:
1. Sutrisna Visi Pemuridan, Litratur Perkantas Jabar 2006.
2. Agustinus Titi, Kuasa Kelompok Kecil Pemuridan , Saint Andrew’s Ministry 2007.
3. Kumpulan Makalah Kelompok Kecil, Perkantas.

Tidak ada komentar: