Kamis, 25 Oktober 2007

makalah belajar efektif

I. Pendahuluan
Ketika kita mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka seluruh hidup kita berada di dalam satu pertanggungjawaban kepada Allah. Apa pun itu, adalah hal yang harus kita pertanggungjawab kepada Dia. Bagi seorang mahasiswa studi adalah salah satu dalam rangka itu. Sehingga dari pada itu, sebagai seorang mahasiswa tentunya akan sangat di perlukan suatu sikap belajar yang serius dan efektif.

II. Prinsip dasar
Dua hal yang menjadi jawaban mengapa seorang berhasil. Faktor internal dan faktor ekstrnal. Di dalam perguruan tinggi keberhasilan seorang mahasiswa juga di pengaruhi oleh kedua faktor tersebut.
Faktor Eksternal:
1. Universitas
2. Dosen
3. Mahasiswa
4. Perustakaan
5. Fasilitas
6. Suasana belajar
7. Negara
8. Keluarga
Faktor Internal:
1. Visi
2. Motivasi
3. Kompetensi
Ketiga faktor internal diatas merupakan hal yang terpenting untuk di pahami dan di hidupi oleh seorang mahasiswa.
1. Visi
Jika kita bertanya kepada diri kita sendiri, bahwa kita ingin menjadi serjana yang bagaimana? Atau apa yang ingin anda capai di dalam perguruan tinggi? Atau kepuasan apa yang paling memuaskan anda sebagai seorang serjana? Atau sebenarnya apa yang menjadi tujuan hidup anda? Keempat pertanyaan ini adalah pertanyaan reflektif untuk setiap kita, sebagai acuan kita menjadi seorang mahasiswa.
2. Motivasi
Pertanyaan yang penting untuk kita tanyakan adalah:
- Apa yang mendorong anda belajar?
- Apa yang membuat anda enggan belajar?
- Apa yang anda lakukan ketika anda merasa gagal?
- Apa yang anda lakukan di bawah tekanan?


3. Kompetensi
- Di tengah tujuan dan harapan anda, kemampuan apalah menurut anda akan berguna bagi masa depan anda?
- Jenis pekerjaan apa yang ingin anda kerjakan?
- Manusia macam apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan semacam itu?

Visi
Visi akan menjadi acuan kita untuk memfokuskan diri akan sesuatu hal. Ditengah banyak hal yang menarik diri kita untuk kita kerjakan, kehadiran sebuah visi akan menjawab hal apa yang menjadi prioritas di tengah banyak hal itu. Visi ilahi yang di perlihatkan dan dibukakan Allah kepada orang yang dipilihnya sering perlahan dan bertahap. Sangat di pengaruhi oleh kapasitas kita untuk memahami hal itu. Secara akademik tentunya kita akan berharap akan memiliki kemampuan dasar dan kemampuan ilmu. Kemampuan dasar meliputi: kemampuan bahasa Inggris, manajemen, computer, komunikasi, dan statistika. Penguasaan ilmu meliputi pemahaman teori, riset dan analisa.
Di dalam memahami visi kita bisa belajar dari sebuah batu yang bisa dibolongi oleh air hujan jika perlahan demi perlahan terus di jatuhi. Begitu juga seperti sebuah besi tumpul akan menjadi tajam jika di asah. Sehingga soekarno berkata gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Apapun itu, bertapa mustahilnya pun hal itu, jika hal itu menyenangkan hati Bapa, maka saya akan mengerjakanya.
Motivasi
Ada tiga hal yang memotivasi kita di dalam melakukan sesuatu. 1.Ketakuatan (fear), 2. Untuk mendapatkan upah (Reward) dan 3. merupakan pilihan (decision). Jika kita melakukan sesuatu didasar oleh rasa takut maka ketika kita belajar hanyalah seadanya dan itu hanya di dalam kurun waktu yang singkat. Jika kita juga belajar hanya di dasari agar mendapat sebuah hasil atau upah maka kita belajar sebagai ambisi dan itu juga akan terjadi hanya di dalam kurun waktu yang singkat. Tetapi jika kita belajar merupakan sebagai sebuah pilihan maka itu akan menjadi panggilan yang di dalam jangka panjang akan terus kita kerjakan.
Kompetensi
Sebagai seorang serjana ada 5 hal yang harus dimiliki yakni:
1. Pengetahuan : Baca, olah info, analisa etc
2. Technical Skill : rapat, persentasi, menulis, negosiasi etc.
3. Habit.
4. Emotional stability and skill
5. Interpersonal Skill.
Kita akan menjadi sarjana yang kompetitif ketika kita menjadi seorang serjana yang siap di tampung, mampu bersaing, siap beradaptasi, mampu melihat dan memanfaatkan peluang di mana saja.

III. Proses belajar di perguruan tinggi
1. Proses pelajaran berlangsung cepat karena berlimpah dan luasnya bahan mata kuliah.
2. Pengkajian harus lebih mendalam dengan konsentrasi yang tinggi. Para mahasiswa di tuntut menguasai bahan-bahan perkuliahan yang di sampaikan oleh dosen secara mantap dan luas serta penalaran komperatif.
3. Bahan pelajaran tidak disuapkan seperti di SLTA, tetapi mengutamakan penalaran dengan sikap ilmiah yang mantap.
4. Pada umumnya mahasiswa dapat mengatur pemilihan mata kuliah pada kurun-kurun semester berdasarkan sistem kredit yang dikonsultasikan dengan dosen PA.
5. Pengawasan dosen terhadap mahasiswa satu per satu agak sulit karena mobilitas dan banyaknya mahasiswa.

Sifat belajar di perguruan tinggi.
1. Membaca dengan penuh penalaran dan kemantapan. Sumber ilmu yang terutama bagi mahasiswa, di samping dosennya, adalah buku-buku, baik yang bersifat wajib, maupun penunjang. Membaca adalah suatu kewajiban yang tidak boleh di abaikan sedikit pun.
2. Mendengarkan perkuliahan dengan penuh konsentrasi. Melakukan tugas pekerjaan rumah dengan sebaik-baiknya.
3. Diskusi, seminar dengan penuh konsentarsi sebagai pelatihan berpikir dan mengetengahkan pendapat ilmiah yang argumentative. Diskusi dan seminar adalah sarana yang mempertangkas pikiran.
4. Membuat kertas kerja ilmiah (makalah) setekun-tekunya guna mempermahir dalam menyusun pikiran secara mantap dan sistematis.
5. Melakukan kerja laboratories ilmiah secara cermat.
6. Melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh.
7. Melakukan kejujuran ilmiah.
8. Pengabdian ilmu demi kebaikan umat manusia.
9. Pengabdian terhadap masyarakat lingkungan.
10. Belajar dengan penuh tanggungjawab.

Metode: SQ3R (Pakar psikologi pendidikan Francis P. Robinson)
Ini adalah sistem belajar yang paling banyak digunakan saat ini. Dalam belajar sistem ini menuntut kita untuk aktif memahami, tidak pasif menampung apa yang disajikan, dan yang paling penting punya tujuan. Detailnya adalah sebagai berikut:
Survey: Kenali bahan bacaan secara lengkap, kenali organisasi bahan, kenali ringkasan umum mengenai isi, temukan ide-ide penting dan lakukan hanya dalam beberapa menit.
Question: Ajukan pertanyaan mengenai bahan pelajaran, jadikan judul atau sub-judul menjadi pertanyaan, bertanyalah semakin lama semakin dalam soal bahan pelajaran tersebut.
Read: Ini langkah ketiga, bacalah untuk menjawab pertanyaan, konsentrasi pada ide pokok dan detail penting, jangan mencatat, pada bagian penting dan sulit perlambat kecepatan membaca anda, percepat membaca pada bagian yang mudah.
Recite: Setelah selesai satu bagian berhentilah, recite! Jawablah pertanyaan yang anda berikan, catatlah jawaban anda, jika kesulitan menjawab ulangi bagian yang anda belum pahami, untuk tahap ini habiskan setengah dari waktu anda membaca.
Review: Setelah selesai membaca, ulangi dari awal seluruh Judul dan Sub-Judul bahan pelajaran, jawablah pertanyaan yang saudara ajukan.

Tips-Tips sederhana.
1. Buat target/sasaran setiap semester, menyangkut IP (indeks Prestasi) dan penguasan tentang ilmu tertentu.
2. Buat time table dan jadwal setiap hari.
3. Duduk di depan sewaktu mengikuti perkuliahan untuk membangun konsentrasi dan keberanian.
4. Aktif di dalam diskusi di dalam kelas.
5. Sediakan waktu untuk berdiskusi dengan dosen setelah selesai jam perkuliahan jika memungkinkan.
6. Belajar, belajar dan belajar.

IV. Penutup (Daniel 1:20)
Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.

Sumber dan bacaan:
1. Makalah Trainer For Training, Perkantas oleh Denni Boy Saragih SKM, M.Div.
2. Cara Mahasiswa Belajar di perguruan Tinggi Oleh Yahya Ganda, Grasindo, Jakarta 2004.


























Bagaimana kita sebagai seorang mahasiswa berada di tengah sistem yang rusak?
Memperlihatkan dan memperbandingkan dengan sestim dan menjadi dasar kita mengatakan hal itu?
Ketika pertama sekali melihat warna abu abu dan selama ini kita melihat warna hitam saja maka kita akan mengatakan putih kali itu. Tetapi kalau kita melihat warna putih maka kita akan menjadi split.
Tanpa pernah melihat bagamana sistem pendidikan yang bagus kita mungkin akan berkata bahwa sistem saat ini tidak ada masalah. Tetapi tahu kah kita bahwa saat ini kita berada di dalam sistem yang sangat jelak, sistem pendidikan yang berorintasi kepada satu kondisi dimana mahasiswa dijadikan sebagai robot dan akan melakukan ini setalah melakukan itu. Tanpa pernah berani mencoba hal yang baru untuk meningkatkan hal yang sedang terjadi di tengah kondisi yang di hadapai.
Kondisi pendidikan di kota Medan?

Tidak ada komentar: