Minggu, 26 Agustus 2007

bukan konsep tapi aplikasi

Bukan Konsep tapi aplikatif
Visi pelayanan mahasiswa mencakup visi kepemimpinan. Mahasiswa yang adalah calon pemimpin bangsa di bentuk melalui kelompok kecil, pembinaan, Kamp dan pelatihan-pelatihan. Dirindukan akan lahirlah seorang pemimpin. Dengan keunikannya student inisiatif dan responsiblity pelayanan mahasisa melewati proses kepemimpinan. Suatu pengelihatan yang sungguh mulia untuk misi Allah bagi dunia. Misi secara holistik. Lahirnya pemimpin bangsa inilah yang membawa angin segar sebagai pencegah pembusukan dan terang ditengah kegelapan dunia.
Kepemimpinan juga akan terbentuk melalui respon kita terhadap kondisi kampus. Kita bisa melihat, Dosen yang memaksakan membeli diktat, dosen yang hanya beberapa kali mengajar dari 16 kali target pertemuan, dosen yang juga meminta uang agar lancar dalam urusan ujian akhir dan dosen yang juga kadang ngalor ngidul dalam menyampaikan materi kuliah. Ditambah lagi Kebijakan kampus yang mengarah kepada kapitalisme, uang kuliah yang semakin tinggi, dan peralatan kampus yang seadanya, birokrasi kampus yang memiliki kebiasaan kompas sana dan kompas sini. Melihat kondisi ini sebnarnya banyak mahasiswa yang menjerit akan realita ini. Siapa yang akan mendengar jeritan mereka? Siapa yang memiliki belas kasihan untuk meberikan hati memperjuangkan aspirasi mereka? Bukankah kasih Kristuslah yang mampu mendengar jeritan kaum orang-orang terabaikan. Bukan kah juga kitalah orangnya, yang harus memberi hati bagi mereka?
Belajar dari Kaleb, salah satu pemimpin dari 12 kepala suku yang dihunjuk Musa untuk mengintai tanah Kanaan. Di dalam mengerjakan tugas tersebut mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang janji dan penyertaan Allah. Akan kuasa dan kehendak Allah. 10 pemimpin merasa tidak sanggup untuk melawan kota yang berkubu dan melawan keturunan raksasa itu. membuat Orang Israel langsung gundah akan kondisi itu karena mengangap tanah yang dijanjikan Tuhan yang berlimpah susu dan madu itu, ternyata dihuni oleh keturunan Bangsa Enak. Ditengah-tengah kondisi inilah di butuhkan pemimpin yang mampu mencari alternatif akan ketidak mungkinan itu. Kaleb dengan keberanianya berkata:...Tidak! kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkanya (Bil 13:30). Keberanian yang luar biasa. Kaleb dengan jelas mengenal Tuhan yang dia sembah.Tuhan yang memberikan janji bagi bangsa israel. Lahir dari mengikut Tuhan dengan sepenuh hati (Bil32:12). Melalui itu jugalah kaleb menghiraukan ”lontaran batu dan ejekan orang Israel”. Bagian ini adalah harga yang harus dibayar lunas oleh seorang pemimpin.
Beranjak ke status atau kewargaan kita sebagai orang-orang pilihan Allah. Tentunya kita juga meyadari akan posisi sebagai orang-orang yang sedang dipersiapkan Allah untuk menjalankan maksudnya bagi dunia. Orang-orang yang akan memimpin dunia. Orang-orang yang dituntut Allah untuk mengenalnya didalam janji bagi bangsaNya. Pelayanan mahasiswa juga menunjukan kerinduan hal itu yang nampak dari thema dari kamp yang biasa kita selengarakan. Tapi pertanyaannya, kapankah itu akan terwujud? Tidak akan pernah terwujud dengan kamp kalau kita hanya pelaku-pelaku yang diam, “sakit gigi”, atau tertidur ditengah-tengah kehancuran dunia ini.
Dengan menyadari status dan tugas serta belajar dari Kaleb seharusnyalah kita semua akan meyadari tugas sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang berani menantang arus zaman. Dibutuhakan kaleb-Kaleb baru yang berani maju untuk menjalankan kehendak Allah di dalam rencana-Nya. Seorang pemimpin yang berani melangkah diantara orang-orang yang gentar melangkah. Kembali bertanya, siapa yang mau melangkahkan kaki dan bersuara? Yang mendengar hendaklah ia menjawab. (sasti)

Tidak ada komentar: